JAKARTA. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dipandang Badan Pusat Statistik (BPS) malah menimbulkan efek positif bagi masyarakat. Dengan kenaikan harga BBM, maka masyarakat berpikir bagaimana untuk cara lebih efisien dan hemat dalam penggunaan transportasi. Menurut Direktur Neraca Pengeluaran BPS Nursinah Amal Urai, kenaikan harga BBM pada Bulan Mei 2008 lalu merupakan energi bagi masyarakat untuk keluar dari masalah kemiskinan. “Bagaimana tidak, dengan kenaikan harga BBM maka masyarakat berpindah dari menggunakan kendaraan umum ke kendaraan roda dua. Setelah memiliki kendaraan roda dua maka dia tidak bisa dikatakan miskin. Dia memiliki barang modal lebih dari Rp 500.000," terang Nursinah di Jakarta, Rabu (20/8). Dengan kepemilikan kendaraan bermotor, maka seharusnya rumah tangga tersebut tidak boleh menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sehingga langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. "Kenaikan harga BBM cuma mempengaruhi konsumsi makanan, sedangkan non makanan tidak terpengaruh. Masyarakat Indonesia memang sudah teruji daya juangnya," terang Nursinah. Seperti diketahui, BPS belum lama ini mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2008 sebesar 6,39% (YoY) terhadap PDB. Angka ini disumbang dari konsumsi rumah tangga sebesar 60,35% dengan pertumbuhan konsumsi sebesar 5,26%. Namun, menurut Kepala BPS Rusman Heriawan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada triwulan II 2008 dikarenakan efek kenaikan harga BBM belum terasa. Kalau kita lihat angka inflasi yang terjadi, memang sudah cukup tinggi. Angka inflasi di Januari-Juni 2008 sudah mencapai 7,37%, sementara inflasi untuk periode Juni 2007-Juni 2008 11,03% (YoY). Tapi inflasi itu hanya menurunkan daya beli masyarakat, terutama untuk konsumsi makanan. Sementara konsumsi non makanan justru malah menunjukkan kenaikan. Indikasinya bisa dilihat dari penjualan sepeda motor yang meningkat 54,2% dalam triwulan II 2008 (YoY). Penjualan mobil pada triwulan II juga mencapai 155.700 unit atau meningkat 37,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan BBM Turunkan Kemiskinan
JAKARTA. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dipandang Badan Pusat Statistik (BPS) malah menimbulkan efek positif bagi masyarakat. Dengan kenaikan harga BBM, maka masyarakat berpikir bagaimana untuk cara lebih efisien dan hemat dalam penggunaan transportasi. Menurut Direktur Neraca Pengeluaran BPS Nursinah Amal Urai, kenaikan harga BBM pada Bulan Mei 2008 lalu merupakan energi bagi masyarakat untuk keluar dari masalah kemiskinan. “Bagaimana tidak, dengan kenaikan harga BBM maka masyarakat berpindah dari menggunakan kendaraan umum ke kendaraan roda dua. Setelah memiliki kendaraan roda dua maka dia tidak bisa dikatakan miskin. Dia memiliki barang modal lebih dari Rp 500.000," terang Nursinah di Jakarta, Rabu (20/8). Dengan kepemilikan kendaraan bermotor, maka seharusnya rumah tangga tersebut tidak boleh menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sehingga langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. "Kenaikan harga BBM cuma mempengaruhi konsumsi makanan, sedangkan non makanan tidak terpengaruh. Masyarakat Indonesia memang sudah teruji daya juangnya," terang Nursinah. Seperti diketahui, BPS belum lama ini mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2008 sebesar 6,39% (YoY) terhadap PDB. Angka ini disumbang dari konsumsi rumah tangga sebesar 60,35% dengan pertumbuhan konsumsi sebesar 5,26%. Namun, menurut Kepala BPS Rusman Heriawan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada triwulan II 2008 dikarenakan efek kenaikan harga BBM belum terasa. Kalau kita lihat angka inflasi yang terjadi, memang sudah cukup tinggi. Angka inflasi di Januari-Juni 2008 sudah mencapai 7,37%, sementara inflasi untuk periode Juni 2007-Juni 2008 11,03% (YoY). Tapi inflasi itu hanya menurunkan daya beli masyarakat, terutama untuk konsumsi makanan. Sementara konsumsi non makanan justru malah menunjukkan kenaikan. Indikasinya bisa dilihat dari penjualan sepeda motor yang meningkat 54,2% dalam triwulan II 2008 (YoY). Penjualan mobil pada triwulan II juga mencapai 155.700 unit atau meningkat 37,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News