JAKARTA. Penurunan laba bersih PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sekitar 49% menjadi Rp 515,5 miliar tahun lalu disebabkan naiknya biaya operasional perseroan. Direktur Keuangan GIAA Elisa Lumbantoruan menuturkan sepanjang tahun 2010 perseroan banyak melakukan investasi untuk ekspansi. Diantaranya, penambahan 24 pesawat baru yang merupakan penambahan armada terbesar yang pernah dilakukan GIAA. Dengan penambahan tersebut alhasil, GIAA pun harus menambah jumlah kru pesawat, baik cabin maupun cockpit crew.Selain itu, tahun lalu GIAA mengalami penurunan frekuensi penerbangan lantaran terjadi sejumlah bencana alam di dalam negeri. Seperti, letusan Gunung Merapi dan Bromo. Ditambah pula kenaikan harga bahan bakar minyak sekitar 29%."Kami juga tahun lalu menambah dan membuka rute-rute penerbangan baru," kata Elisa. Rute tersebut antara lain penerbangan Jakarta-Tokyi, Jakarta-Sydney, Jakarta-Melbourne, Jakarta-Palu, Jakarta-Ambon, dan Jakarta-Ternate. Laporan keuangan perusahaan ini menunjukkan, Garuda mengalami rugi usaha sebesar Rp 67,159 miliar. Padahal, tahun sebelumnya masih mencatat laba usaha senilai Rp 918,289 miliar. Ini disebabkan, beban usaha perusahaan pelat merah ini naik 16% menjadi Rp 19,601 triliun. Sementara, pendapatannya hanya naik tipis yaitu 9%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan biaya operasional bikin laba GIAA ciut 49% (Update)
JAKARTA. Penurunan laba bersih PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sekitar 49% menjadi Rp 515,5 miliar tahun lalu disebabkan naiknya biaya operasional perseroan. Direktur Keuangan GIAA Elisa Lumbantoruan menuturkan sepanjang tahun 2010 perseroan banyak melakukan investasi untuk ekspansi. Diantaranya, penambahan 24 pesawat baru yang merupakan penambahan armada terbesar yang pernah dilakukan GIAA. Dengan penambahan tersebut alhasil, GIAA pun harus menambah jumlah kru pesawat, baik cabin maupun cockpit crew.Selain itu, tahun lalu GIAA mengalami penurunan frekuensi penerbangan lantaran terjadi sejumlah bencana alam di dalam negeri. Seperti, letusan Gunung Merapi dan Bromo. Ditambah pula kenaikan harga bahan bakar minyak sekitar 29%."Kami juga tahun lalu menambah dan membuka rute-rute penerbangan baru," kata Elisa. Rute tersebut antara lain penerbangan Jakarta-Tokyi, Jakarta-Sydney, Jakarta-Melbourne, Jakarta-Palu, Jakarta-Ambon, dan Jakarta-Ternate. Laporan keuangan perusahaan ini menunjukkan, Garuda mengalami rugi usaha sebesar Rp 67,159 miliar. Padahal, tahun sebelumnya masih mencatat laba usaha senilai Rp 918,289 miliar. Ini disebabkan, beban usaha perusahaan pelat merah ini naik 16% menjadi Rp 19,601 triliun. Sementara, pendapatannya hanya naik tipis yaitu 9%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News