JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) alias Deposit Facility sebesar 25 basis point menjadi 4% dinilai Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto cukup baik untuk mengatur sistem moneter. "Itu berarti, BI memilih mengeluarkan biaya moneter lebih besar asal nilai tukar rupiah stabil dan inflasi terkendali," katanya saat dihubungi KONTAN, Senin (13/8). Menurutnya kenaikan inipun lebih bertujuan agar BI dengan mudah mengendalikan ekses likuiditas. Semakin tingginya bunga akan menarik minat perbankan yang kelebihan dana. Sebaliknya, bagi bank Fasbi bisa menjadi alat untuk menyetel likuiditas. Jika permintaan kredit tinggi, instrumen ini bisa dicairkan, sebaliknya jika kredit tak terlalu tinggi, sana ini tidak menjadi duit nganggur. Hingga semester I 2012, likuiditas bank sudah naik sebesar 25,9%. “Jadi perlu direm, agar tidak mendorong inflasi dan tidak mengarah ke economic overheating,” tambahnya. Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah membenarkan bahwa kenaikan suku bunga Fasbi ini bertujuan untuk menarik bank memasukkan likuiditasnya ke BI ketika permintaan kredit tidak bisa mengimbangi.
Kenaikan bunga Fasbi menguntungkan BI dan bank
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) alias Deposit Facility sebesar 25 basis point menjadi 4% dinilai Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto cukup baik untuk mengatur sistem moneter. "Itu berarti, BI memilih mengeluarkan biaya moneter lebih besar asal nilai tukar rupiah stabil dan inflasi terkendali," katanya saat dihubungi KONTAN, Senin (13/8). Menurutnya kenaikan inipun lebih bertujuan agar BI dengan mudah mengendalikan ekses likuiditas. Semakin tingginya bunga akan menarik minat perbankan yang kelebihan dana. Sebaliknya, bagi bank Fasbi bisa menjadi alat untuk menyetel likuiditas. Jika permintaan kredit tinggi, instrumen ini bisa dicairkan, sebaliknya jika kredit tak terlalu tinggi, sana ini tidak menjadi duit nganggur. Hingga semester I 2012, likuiditas bank sudah naik sebesar 25,9%. “Jadi perlu direm, agar tidak mendorong inflasi dan tidak mengarah ke economic overheating,” tambahnya. Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah membenarkan bahwa kenaikan suku bunga Fasbi ini bertujuan untuk menarik bank memasukkan likuiditasnya ke BI ketika permintaan kredit tidak bisa mengimbangi.