JAKARTA. Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya dua kali lagi sepanjang tahun ini, diyakini tidak akan menambah beban utang pemerintah. Apalagi saat ini permintaan terhadap obligasi pemerintah Indonesia besar.Ini terlihat dari penerbitan global sukuk pada bulan ini yang dibanjiri permintaan dan tingkat imbal hasil lebih rendah. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan, permintaan yang masuk dari penerbitan global sukuk mencapai US$ 11 miliar.Dari permintaan itu, global sukuk yang diterbitkan US$ 2 miliar. Scenaider bilang, persepsi pelaku pasar mulai pesimistis terhadap AS, lantaran rencana pembangunan AS masih tersendat. Karena itu meski The Fed menaikkan suku bunga pekan lalu, investor justru menjual saham dan membeli obligasi. Sehingga imbal hasil obligasi dan surat berharga negara (SBN) turun.
Kenaikan bunga Fed tak menaikkan beban utang
JAKARTA. Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya dua kali lagi sepanjang tahun ini, diyakini tidak akan menambah beban utang pemerintah. Apalagi saat ini permintaan terhadap obligasi pemerintah Indonesia besar.Ini terlihat dari penerbitan global sukuk pada bulan ini yang dibanjiri permintaan dan tingkat imbal hasil lebih rendah. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan, permintaan yang masuk dari penerbitan global sukuk mencapai US$ 11 miliar.Dari permintaan itu, global sukuk yang diterbitkan US$ 2 miliar. Scenaider bilang, persepsi pelaku pasar mulai pesimistis terhadap AS, lantaran rencana pembangunan AS masih tersendat. Karena itu meski The Fed menaikkan suku bunga pekan lalu, investor justru menjual saham dan membeli obligasi. Sehingga imbal hasil obligasi dan surat berharga negara (SBN) turun.