KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin perbankan terancam bakal tergerus lebih dalam. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) tengah memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR). Prediksi itu datang setelah Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) pada 13 Juni lalu memutuskan untuk menaikkan kisaran target bunga acuan federal. Kisaran Fed Fund Rate (FFR) terbaru menjadi 1,75% hingga 2%. Jika BI jadi menaikkan bunga acuan, tentu bunga deposito ikut terkerek. Jika kenaikan bunga deposito tidak selalu diimbangi dengan kenaikan bunga kredit, akan terjadi koreksi pada pendapatan bunga bersih.
Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk menilai, bila BI mengerek kembali bunga acuan maka transisi peningkatan bunga simpanan akan semakin cepat. Sebagai langkah penyesuaian kebijakan BI serta mengantisipasi rencana kenaikan bunga acuan AS, bank berplat merah ini telah menaikkan bunga deposito dan special rate. Hanya kenaikan itu tak diiringi Bank Mandiri dengan meningkatkan bunga kredit. Keputusan Bank Mandiri masih menahan bunga kredit dinilai akan berdampak pada penurunan margin bunga yang diterima. "Kami mengorbankan margin dulu. Margin turun tidak apa-apa," kata Kartika pekan lalu. Sebelumnya, bank berkode saham BMRI ini memproyeksikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan mengarah ke 5,7% di akhir tahun ini. Saat ini, NIM bertengger di level 5,8%. Senada, Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan kembali. Bunga 7DRR akan naik pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan berlangsung akhir Juni 2018. Kenaikan bunga acuan akan berimbas ke peningkatan biaya dana alias cost of fund. Lantaran, bank akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk kenaikan bunga deposito sementara pendapatan akan lebih kecil. Bank berkode saham BBNI ini tidak secara langsung akan mentransmisikan kenaikan bunga acuan pada kenaikan bunga kredit. Sebab, kredit tengah mengalami perlambatan permintaan dan peningkatan risiko.
Kondisi tersebut tentu akan menggerus margin. Nah, BNI berniat menjaga posisi margin pada level 5,3%-5,4% di tahun ini. Kisaran tersebut hanya turun tipis dibanding posisi NIM tahun lalu, yaitu 5,5%. Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyampaikan, bunga deposito lebih cepat merespon kenaikan bunga acuan BI ketimbang bunga kredit. BTN menargetkan NIM di level 4,5%-4,9% tahun ini. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk menyebut kenaikan bunga acuan The Fed tak langsung berdampak ke pasar. Saat ini, BI sudah menyatakan hal tersebut. Dus, bunga kredit belum akan naik dalam waktu dekat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sofyan Hidayat