KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Uni Eropa menaikkan suku bunga sebesar 0,5% pada hari Kamis (2/2). Mengutip
Bloomberg pada Jumat (3/2), ini secara eksplisit mengisyaratkan setidaknya regulator akan menaikkan lagi suku bunganya dengan besaran yang sama bulan depan. Artinya, bank sentral benua biru masih berjuang melawan inflasi yang tinggi. Namun, pasar keuangan segera menafsirkan langkah tersebut sebagai indikasi bahwa siklus pengetatan mungkin akan segera berakhir.
Saham halnya dengan ekspektasi pasar terhadap pergerakan suku bunga acuan bank sentral AS yang mulai melandai. Pada Rabu kemarin, Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan ada tanda-tanda inflasi mereda.
Baca Juga: Bursa Saham AS Menguat Merespon Pernyataan The Fed Tiga pembuat kebijakan European Central Bank (ECB) menolak reaksi pasar, dengan mengatakan mereka sepenuhnya mengharapkan setidaknya kenaikan suku bunga lagi di bulan Mei. Presiden ECB Christine Lagarde juga membantah interpretasi bahwa langkah kenaikan pada kamis ini berarti siklus kenaikan suku bunga sedang mendekati akhir. "Kami tahu bahwa kami memiliki alasan untuk berhenti. Kami tahu bahwa kami belum selesai. tetap pada jalurnya dalam perjuangan untuk membawa inflasi kembali ke targetnya sekitar 2%,” katanya dalam konferensi pers. ECB telah menaikkan suku bunga dengan rekor kecepatan untuk melawan kenaikan harga. Inflasi terjadi sebagai dampak pandemi Covid-19 dan krisis energi setelah invasi Rusia ke Ukraina hampir setahun lalu. Pada hari Kamis, ECB untuk 20 negara yang berbagi euro menaikkan suku bunga yang dibayarkannya pada deposito bank sebesar setengah poin persentase menjadi 2,5%, sejalan dengan apa yang telah dikatakan pada bulan Desember dan dengan ekspektasi pasar. "Dewan Pengatur bermaksud untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya di bulan Maret dan kemudian akan mengevaluasi jalur kebijakan moneter selanjutnya," kata ECB. Sedangkan Bank of England (BoE) mengisyaratkan gelombang berbalik dalam pertempuran melawan inflasi yang tinggi setelah menaikkan suku bunga pada hari Kamis untuk pertemuan ke-10 berturut-turut. Ini telah mendorong investor untuk mempersiapkan akhir menjalankan biaya pinjaman yang lebih tinggi. Penentu suku bunga BoE memilih untuk mendorong bunga acuan menjadi 4,0%. Ini menjadi bunga tertinggi sejak 2008 hanya 3,5%. Langkah tersebut telah diharapkan oleh sebagian besar investor dan ekonom yang disurvei oleh
Reuters. Baca Juga: Periode Kenaikan Suku Bunga Bank-Bank Sentral Global Mendekati Akhir Seperti bank sentral lainnya seperti Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, yang masing-masing menaikkan suku bunga pada hari Rabu dan Kamis, BoE berusaha meredam risiko dari tingkat inflasi yang jauh di atas targetnya. Kenaikan suku bunga ini diharapkan membantu menurunkan inflasi menjadi sekitar 4% pada akhir tahun ini. Sebelumnya BoE memperkirakan inflasi 2023 sekitar 5%. "Kami telah melihat tanda-tanda pertama bahwa inflasi telah berubah arah.Tapi terlalu dini untuk menyatakan kemenangan dulu, tekanan inflasi masih ada,” kata Gubernur Andrew Bailey. Sedangkan Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75% pada awal tahun. Kenaikan ini lebih lambat dibandingkan pada akhir tahun lalu yang tiap naik 50 bps.
Editor: Herlina Kartika Dewi