Kenaikan bursa Asia terbatas akibat politik Italia



TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Asia melesat pada transaksi pagi ini (10/12). Pada pukul 09.54 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1%. Dengan demikian, indeks acuan di kawasan regional ini sudah menanjak selama tujuh hari berturut-turut. Kenaikan bursa Asia dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kenaikan harga minyak setelah data ekonomi dari dua negara besar dunia diprediksi melampaui estimasi. Sebut saja data dari China yang menunjukkan kenaikan pertumbuhan ekspor yang melampaui estimasi. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, tingkat ekspor China kemungkinan akan tumbuh 9% dibanding tahun sebelumnya pada bulan lalu. Sedangkan tingkat impor akan naik 2%. Rencananya, data ekonomi China ini akan dirilis hari ini. "Kita bisa melihat adanya pemulihan yang stabil pada pasar saham. Salah satu pemicunya adalah data ekonomi China yang menunjukkan pemulihan secara bertahap," jelas Yoji Takeda, head of Asian equities RBC Investment Management (Asia) ltd. Meski demikian, kenaikan bursa Asia pada pagi ini terbatas. "Ada ketidakpastian di Eropa di tengah manuver politil di Italia menjelang pemilu," tambah Takeda.Seperti yang diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Italia Mario Monti berencana untuk mengundurkan diri. Langkah ini dia ambil setelah Monti bertemu presiden dan menjelaskan bahwa dirinya sudah kehilangan dukungan di parlemen. Sebelumnya, pada hari yang sama, pendahulunya yakni Silvio Berlusconi mengumumkan rencananya untuk kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri.Menurut Presiden Italia Giorgio Napolitano dalam pernyataan emailnya, Monti akan berupaya menyatukan pihak koalisi, termasuk partai Berlusconi People of Liberty Party, untuk menyetujui anggaran sebelum menyerahkan kekuasaannya."Perdana Menteri tidak berniat melanjutkan masa jabatannya jika tidak memungkinkan. Itu sebabnya Monti berencana mengundurkan diri," jelas Napolitano. Kesimpulan mengenai masa jabatan Monti dijadwalkan akan diambil pada April mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie