JAKARTA. Pengaturan mengenai loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) ternyata belum mengerem laju pertumbuhan kredit konsumsi. September, Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit konsumsi tumbuh relatif stabil sebesar 19,9% (yoy). Bahkan bulan sebelumnya, sektor ini hanya tumbuh 18,9%. Deputi Gubernur Bank Indoensia (BI) Halim Alamsyah mengaku belum melakukan kajian terhadap dampak dari pemberlakuan kenaikan uang muka pada KPR dan KKB tersebut. Menurutnya, dari data yang ada dampak penurunan plafon kredit itu tidak merata di seluruh perbankan. "Ada perbankan yang penyaluran kreditnya tetap naik tapi juga ada yang menurun," jelasnya, Kamis (11/10). Halim menduga, hal itu dapat terjadi karena tiap bank memiliki basis nasabah yang berbeda dan juga lokasi (properti) yang juga berbeda. Halim menyebut, pertumbuhan KPR di luar Jawa lebih tinggi, bahkan ada yang mencapai 40%.
Kenaikan DP belum menciutkan kredit konsumsi
JAKARTA. Pengaturan mengenai loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) ternyata belum mengerem laju pertumbuhan kredit konsumsi. September, Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit konsumsi tumbuh relatif stabil sebesar 19,9% (yoy). Bahkan bulan sebelumnya, sektor ini hanya tumbuh 18,9%. Deputi Gubernur Bank Indoensia (BI) Halim Alamsyah mengaku belum melakukan kajian terhadap dampak dari pemberlakuan kenaikan uang muka pada KPR dan KKB tersebut. Menurutnya, dari data yang ada dampak penurunan plafon kredit itu tidak merata di seluruh perbankan. "Ada perbankan yang penyaluran kreditnya tetap naik tapi juga ada yang menurun," jelasnya, Kamis (11/10). Halim menduga, hal itu dapat terjadi karena tiap bank memiliki basis nasabah yang berbeda dan juga lokasi (properti) yang juga berbeda. Halim menyebut, pertumbuhan KPR di luar Jawa lebih tinggi, bahkan ada yang mencapai 40%.