JAKARTA. Pemberlakuan kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait angsuran Down Payment (DP) untuk KPR dan kendaraan bermotor, bisa menjadi shock therapy bagi emiten yang bergerak di sektor otomotif dan pembiayaan kendaraan. Direktur Astra International Tbk (ASII) Gunawan Geniusahardja menyebut, beleid tersebut jelas akan memengaruhi kinerja keuangan. "Namun seberapa besar, kami masih menunggu ulasan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ujarnya, Rabu (21/3).Asal tau saja, beleid BI menyebutkan, kenaikan tarif DP untuk perbankan mencapai 30% bagi kredit kendaraan bermotor roda empat, dan 25% untuk kendaraan bermotor roda dua. Sedangkan untuk multifinance, besaran DP sekitar 5% di bawah ketentuan untuk perbankan.Nah, menurut Gunawan, pada anak usahanya yang bergerak di bisnis pembiayaan (PT Federal International Finance), saat ini, DP kendaraan roda empat 22%, dan kendaraan roda dua sebesar 15%-16%. "Kenaikan uang muka yang berkisar 3%-5% tentunya akan memengaruhi pertimbangan customer untuk melakukan kredit, kecuali customer yang secara krusial membutuhkan kendaraan bermotor," urainya.Itu artinya, kebijakan itu pasti akan berimbas pada kinerja emiten otomotif dan pembiayaan kendaraan. Namun, Gunawan mengklaim, khusus untuk ASII, imbas kebijakan itu terhadap total kinerja keuangan tidak terlalu signifikan. Ini lantaran, peritel otomotif terbesar di tanah air itu, punya beberapa anak usaha di luar sektor otomotif yang bisa diandalkan.
Kenaikan DP jadi shock therapy emiten otomotif
JAKARTA. Pemberlakuan kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait angsuran Down Payment (DP) untuk KPR dan kendaraan bermotor, bisa menjadi shock therapy bagi emiten yang bergerak di sektor otomotif dan pembiayaan kendaraan. Direktur Astra International Tbk (ASII) Gunawan Geniusahardja menyebut, beleid tersebut jelas akan memengaruhi kinerja keuangan. "Namun seberapa besar, kami masih menunggu ulasan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ujarnya, Rabu (21/3).Asal tau saja, beleid BI menyebutkan, kenaikan tarif DP untuk perbankan mencapai 30% bagi kredit kendaraan bermotor roda empat, dan 25% untuk kendaraan bermotor roda dua. Sedangkan untuk multifinance, besaran DP sekitar 5% di bawah ketentuan untuk perbankan.Nah, menurut Gunawan, pada anak usahanya yang bergerak di bisnis pembiayaan (PT Federal International Finance), saat ini, DP kendaraan roda empat 22%, dan kendaraan roda dua sebesar 15%-16%. "Kenaikan uang muka yang berkisar 3%-5% tentunya akan memengaruhi pertimbangan customer untuk melakukan kredit, kecuali customer yang secara krusial membutuhkan kendaraan bermotor," urainya.Itu artinya, kebijakan itu pasti akan berimbas pada kinerja emiten otomotif dan pembiayaan kendaraan. Namun, Gunawan mengklaim, khusus untuk ASII, imbas kebijakan itu terhadap total kinerja keuangan tidak terlalu signifikan. Ini lantaran, peritel otomotif terbesar di tanah air itu, punya beberapa anak usaha di luar sektor otomotif yang bisa diandalkan.