JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) menguat setelah didukung data kenaikan ekspor Malaysia.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/1) harga CPO kontrak pengiriman Februari 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,42% ke level RM 2.412 per metrik ton. Angka tersebut setara dengan US$ 544,43 per metrik ton. Namun dalam sepekan terakhir CPO terkikis 0,94%.

Kenaikan harga CPO didukung oleh naiknya ekspor CPO Malaysia. Laporan Intertek menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1- 15 Januari 2016 naik 4,3% menjadi 486.846 dibanding periode sama bulan sebelumnya.

Cetak Rekor Lagi, GOTO Catatkan EBITDA Positif di Kuartal II 2025

Pengamat Komoditas, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, naiknya ekspor CPO Malaysia memberi sentimen positif bagi harga CPO. Yang menjadi penghambat CPO saat ini adalah pergerakan harga minyak mentah dunia yang masih cenderung bearish. “Jika harga minyak bumi terus tertekan, CPO akan sulit untuk naik,” ujarnya.

Namun, harga CPO dapat bertahan lantaran adanya dukungan dari Badai El Nino. Cuaca kering akibat El Nino diperkirakan mempengaruhi produksi CPO.

Bayu Khrisnamurti, Direktur Utama Badan Layanan Umum CPO Fund pernah mengatakan, output CPO Indonesia akan stagnan atau turun sekitar 3% menjadi 30,6 juta ton hingga 32,3 juta ton tahun 2016.

Lalu, badai La Nina juga diprediksi menghampiri kawasan Asia Tenggara pada semester kedua tahun ini, Jika El Nino dapat menyebabkan cuaca kering , maka La Nina dapat membawa banjir sehingga membuat panen CPO tertunda. Efeknya tetap akan menghambat produksi.

Dedy mengatakan, jika produksi nantinya lebih rendah dari permintaan, maka cadangan CPO akhirnya dapat berkurang atau bahkan. Harapannya, ini dapat mendorong kenaikan harga CPO.

Perkiraan Dedy, dampak El Nino akan mulai terasa pada semester pertama tahun ini. “Bukan tidak mungkin harga CPO akan beranjak naik ke RM 2.400 per metrik ton pada semester pertama,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News