Kenaikan elpiji cuma tekan rugi Pertamina Rp 300 M



JAKARTA. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir menuturkan, perseroan tetap menanggung kerugian lebih dari Rp 5 triliun rupiah, meski harga elpiji 12 kilogram (Kg) dinaikkan sebesar Rp 300 - Rp 600 per kg."Sepanjang tahun 2013 ini kita rugi Rp 5,7 triliun - Rp 6 triliun, kerugian Pertamina di elpiji 12 kg. Kenaikan ini, hanya dalam satu tahun dengan mengubah pola distribusinya, hanya menurunkan kerugian Rp 300 miliar," kata Ali ditemui di sela-sela Pertamina Energy Outlook 2014, di Jakarta, Senin (16/12/2013).Ali menjelaskan, Pertamina semakin tertekan dengan tugas subsidi. Pasalnya, saat ini harga pokok perolehan elpiji sebesar Rp 11.000 per kg. Setelah dikurangi 10 persen pajak dan keuntungan agen sebesar Rp 400 per kg, maka pendapatan yang diterima Pertamina hanya Rp 4.910 per kg. "Kami sudah menyubsidi lebih dari Rp 6.000 per Kg saat ini. Bukan tidak untung lagi, tapi rugi terus-menerus. Rugi berdarah-darah," ujarnya.Untuk mengurangi kerugian tersebut, Pertamina mengalihkan biaya distribusi dan pengisian ke agen. Sebelumnya dua komponen biaya ini ditanggung oleh Pertamina.Seperti diketahui, terhitung sejak 1 Desember 2013, harga elpiji 12 kg di Jawa dan Bali naik. Pertamina menaikkan harga sebesar Rp 3.600 - Rp 7.200 untuk kemasan tabung 12 kg atau Rp 300 - Rp 600 per kg. Dengan kata lain, harga elpiji 12 Kg naik menjadi Rp 88.600 Rp 92.200 per tabung. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan