Kenaikan emas tertahan situasi di Amerika



JAKARTA. Pidato Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen mengguncang harga emas. Kamis (19/1) per pukul 18.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange tergerus 0,81% ke US$ 1.202,3 per ons troi.

Alhasil, bila dihitung dalam sepekan, penguatan harga emas cuma 0,2%.

Research and Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra harga emas merosot lantaran dollar AS menguat. Penguatan dollar AS terjadi sejak rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) . Dollar makin perkasa pasca pidato Yellen terkait rencana kenaikan suku bunga The Fed kemarin (18/1).


Yellen mengindikasikan, suku bunga AS pasti naik tahun ini. Kini pelaku pasar menanti pidato pelantikan presiden terpilih AS Donald Trump pada akhir pekan ini. Apapun isi pidato Trump, nantinya bakal berpengaruh pada harga emas dalam jangka pendek.

Jika Trump mulai menjabarkan rencana ekonomi AS yang sesuai dengan janji kampanyenya, peluang harga emas menguat tertutup. Sebab, hal tersebut akan mendukung rencana The Fed menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini.

"Prospek jangka panjang emas juga tergantung hasil kerja dalam 100 hari pertama pemerintahan baru AS," kata Putu, Kamis (19/1).

Tekanan pada harga emas sulit dihindari meski didukung kenaikan permintaan safe haven. Pada 16 Januari lalu, China berhasil menarik dana masuk hingga US$ 52 juta ke exchange-traded funds (ETF) dengan aset komoditas, yakni emas.

Investor mengalihkan dananya ke emas sebagai alternatif setelah nilai tukar yuan mencatat pelemahan terburuk terhadap The Greenback dalam lebih dari dua dekade.

"Tetapi hal tersebut belum tentu bisa menguatkan harga emas," imbuh Putu.

Bayang-bayang Brexit

Analis SoeGee Futures Alwi Assegaf menambahkan, koreksi emas kemarin masih terbilang wajar, karena harga emas sudah naik selama tiga minggu terakhir. Harga emas bahkan telah menembus level psikologis di US$ 1.200 per ons troi, yang juga merupakan level harga tertinggi sejak November 2016.

Permintaan emas menjelang hari raya Imlek di akhir bulan ini kemungkinan terus meningkat. Sayangnya, fokus pasar tertuju pada rencana kenaikan suku bunga AS. Maka, pasar lebih mencermati data-data ekonomi AS.

Selain itu, rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May menyerahkan artikel 50 ke parlemen pada Maret mendatang turut jadi fokus perhatian. Hal ini bisa kembali menimbulkan kecemasan pasar, sehingga harga emas berpotensi menguat.

Meski begitu, kenaikan tidak akan signifikan karena masih ada bayang-bayang kenaikan suku bunga The Fed. Proyeksi Alwi, di kuartal pertama tahun ini harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.150–US$ 1.250 per ons troi.

Dari sisi teknikal Putu melihat emas bergerak di atas moving average (MA) 50 namun di bawah MA100 dan MA200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) naik di level 9. Lalu stochastic turun di level 76 dan relative strength index (RSI) melemah di level 62.

Hari ini (20/1) Putu memprediksi harga emas akan melemah dan bergerak di kisaran US$ 1.184–US$ 1.212 per ons troi. Menurut proyeksi Alwi, dalam sepekan ke depan harga emas akan bergerak di rentang US$ 1.164,00–US$ 1.218,70 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie