KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) hampir pasti terwujud pada pekan depan. Tekanan pada pasar obligasi dalam negeri tetap ada walaupun di saat yang sama, Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7 Day Repo Rate. Setidaknya, inilah yang diperkirakan oleh para analis. Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra bilang, walau The Federal Reserve mengerek suku bunga, BI tidak akan mengikutinya. Lantaran inflasi masih berada di level 3,5 plus minus 1%, sesuai target BI. Serupa, analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar bilang, belum saatnya BI mengubah suku bunga acuan. Selain inflasi yang masih dalam rentang BI, nilai tukar rupiah belum menjadi sinyal bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan. Walau terus tertekan dan terperosok ke level Rp 13.700 per dollar AS, posisi ini wajar.
Kenaikan Fed Fund Rate bisa menekan pasar obligasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) hampir pasti terwujud pada pekan depan. Tekanan pada pasar obligasi dalam negeri tetap ada walaupun di saat yang sama, Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7 Day Repo Rate. Setidaknya, inilah yang diperkirakan oleh para analis. Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra bilang, walau The Federal Reserve mengerek suku bunga, BI tidak akan mengikutinya. Lantaran inflasi masih berada di level 3,5 plus minus 1%, sesuai target BI. Serupa, analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar bilang, belum saatnya BI mengubah suku bunga acuan. Selain inflasi yang masih dalam rentang BI, nilai tukar rupiah belum menjadi sinyal bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan. Walau terus tertekan dan terperosok ke level Rp 13.700 per dollar AS, posisi ini wajar.