KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara tengah bertenaga dalam tiga hari terakhir, menguat hampir menyentuh level US$ 60 per ton. Meski begitu, Analis Philip Sekuritas Debbi Naomi Panjaitan menjelaskan batubara menjadi satu-satunya komoditas yang belum mengalami rebound, mempertimbangkan pemulihan ekonomi, terutama China sebagai net importer batubara terbesar di dunia sudah dimulai. Koreksi harga batubara memang sudah terjadi dari 2018. Harga batubara tahun ini semakin turun tajam karena pandemi Covid-19. Penurunan harga batubara dan kondisi yang belum rebound selama ini karena China menerapkan kebijakan pembatasan impor batubara. Mereka ingin menggunakan batubara dalam negeri. "Pemulihan ekonomi China yang dimulai membuat kebutuhan batubara China juga meningkat, dan ini membuat supply terus berkurang. Demand meningkat, supply kurang, otomatis harga batubara dalam negeri China naik. Saat ini sudah sampai US$ 81 per ton," kata Debbi.
Kenaikan harga batubara masih labil, simak rekomendasi saham batubara berikut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara tengah bertenaga dalam tiga hari terakhir, menguat hampir menyentuh level US$ 60 per ton. Meski begitu, Analis Philip Sekuritas Debbi Naomi Panjaitan menjelaskan batubara menjadi satu-satunya komoditas yang belum mengalami rebound, mempertimbangkan pemulihan ekonomi, terutama China sebagai net importer batubara terbesar di dunia sudah dimulai. Koreksi harga batubara memang sudah terjadi dari 2018. Harga batubara tahun ini semakin turun tajam karena pandemi Covid-19. Penurunan harga batubara dan kondisi yang belum rebound selama ini karena China menerapkan kebijakan pembatasan impor batubara. Mereka ingin menggunakan batubara dalam negeri. "Pemulihan ekonomi China yang dimulai membuat kebutuhan batubara China juga meningkat, dan ini membuat supply terus berkurang. Demand meningkat, supply kurang, otomatis harga batubara dalam negeri China naik. Saat ini sudah sampai US$ 81 per ton," kata Debbi.