KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga batubara global turut memoles kinerja emiten pertambangan batubara dalam negeri. Mayoritas emiten tambang batubara terbesar melaporkan kenaikan pendapatan, meskipun ada yang mengalami penurunan volume penjualan sepanjang semester I-2021. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,56 miliar pada semester I-2021 atau naik 15% secara year-on-year (YoY). Kenaikan topline ini terutama disebabkan kenaikan pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 25%. Hambatan suplai menopang kenaikan harga batubara global yang bermuara pada kenaikan ASP untuk Adaro. “Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batubara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi terkait dengan kondisi pandemi,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Rabu (1/9).
Kenaikan ASP terjadi di tengah penurunan volume penjualan batubara, dimana ADRO mencatatkan penurunan penjualan 5% secara YoY menjadi 25,78 juta ton. Namun, ADRO berhasil mencatatkan laba bersih senilai US$ 169,96 juta, naik 9,53% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 155,09 juta. Baca Juga: Usai rights issue, mampukan market cap BBRI menyalip BBCA? Membaiknya harga batubara juga turut mengerek kenaikan harga jual rerata PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sepanjang semester I-2021. Konstituen Indeks Kompas100 ini mencatat perolehan rata-rata harga batubara sebesar US$ 74,7 per ton. Harga rata-rata ini naik 34% dari periode yang sama tahun sebelunya yang hanya US$ 55,7 per ton. Sama seperti ADRO, kenaikan ASP tejadi di saat ITMG mencatatkan penurunan volume penjualan. Sepanjang paruh pertama 2021, ITMG menjual 9,0 juta ton batubara, menurun 18,91% dari penjualan batubara di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,1 juta ton. Meski demikian, topline ITMG tetap terkerek. ITMG mencatatkan pendapatan bersih senilai US$ 676,30 juta atau naik 3,72% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 652,02 juta. Berkat disiplin biaya, laba bersih ITMG juga berhasil naik signifikan sebesar 312% menjadi US$ 118 juta di periode enam bulan pertama tahun ini.