KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga batubara global turut memoles kinerja emiten pertambangan batubara dalam negeri. Mayoritas emiten tambang batubara terbesar melaporkan kenaikan pendapatan, meskipun ada yang mengalami penurunan volume penjualan sepanjang semester I-2021. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,56 miliar pada semester I-2021 atau naik 15% secara year-on-year (YoY). Kenaikan topline ini terutama disebabkan kenaikan pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 25%. Hambatan suplai menopang kenaikan harga batubara global yang bermuara pada kenaikan ASP untuk Adaro. “Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batubara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi terkait dengan kondisi pandemi,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Rabu (1/9).
Kenaikan harga batubara memoles kinerja sejumlah emiten batubara pada semester I
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga batubara global turut memoles kinerja emiten pertambangan batubara dalam negeri. Mayoritas emiten tambang batubara terbesar melaporkan kenaikan pendapatan, meskipun ada yang mengalami penurunan volume penjualan sepanjang semester I-2021. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,56 miliar pada semester I-2021 atau naik 15% secara year-on-year (YoY). Kenaikan topline ini terutama disebabkan kenaikan pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 25%. Hambatan suplai menopang kenaikan harga batubara global yang bermuara pada kenaikan ASP untuk Adaro. “Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batubara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi terkait dengan kondisi pandemi,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Rabu (1/9).