JAKARTA. Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mendapat tanggapan positif dari Bank Indonesia. Pasalnya, BI melihat kenaikan harga BBM bersubsidi akan menurunkan volume impor BBM bersubsidi yang bisa memperbaiki neraca pembayaran. Alhasil, nilai tukar rupiah bisa menguat.Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, BI terus menjaga stabilitas fundamental nilai tukar rupiah. Dalam perkiraan BI, rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 9.600 - Rp 9.800 per dollar AS. Tapi, "Kalau ada kenaikan harga BBM bersubsidi akan ada penurunan impor BBM dan memperbaiki neraca pembayaran. Sehingga, nilai tukar rupiah bisa membaik menjadi Rp 9.500 - Rp 9.700 per dollar AS," jelasnya Rabu (22/5).Meski begitu, BI melihat kenaikan harga BBM bersubsidi bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Perry menjelaskan, jika tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sekitar 6,3%. Namun, jika harga BBM naik, maka ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 6,2%. Tingginya angka inflasi dalam tiga bulan pertama tahun ini membuat BI memperkirakan inflasi di akhir tahun bakal menyentuh batas atas kisaran 4,5% plus minus 1% atau di level 5,5%. Nah, jika harga BBM naik, Perry bilang inflasi bakal kembali terkerek naik menuju kisaran 7,2% - 7,7%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan harga BBM bisa kerek rupiah
JAKARTA. Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mendapat tanggapan positif dari Bank Indonesia. Pasalnya, BI melihat kenaikan harga BBM bersubsidi akan menurunkan volume impor BBM bersubsidi yang bisa memperbaiki neraca pembayaran. Alhasil, nilai tukar rupiah bisa menguat.Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, BI terus menjaga stabilitas fundamental nilai tukar rupiah. Dalam perkiraan BI, rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 9.600 - Rp 9.800 per dollar AS. Tapi, "Kalau ada kenaikan harga BBM bersubsidi akan ada penurunan impor BBM dan memperbaiki neraca pembayaran. Sehingga, nilai tukar rupiah bisa membaik menjadi Rp 9.500 - Rp 9.700 per dollar AS," jelasnya Rabu (22/5).Meski begitu, BI melihat kenaikan harga BBM bersubsidi bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Perry menjelaskan, jika tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sekitar 6,3%. Namun, jika harga BBM naik, maka ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 6,2%. Tingginya angka inflasi dalam tiga bulan pertama tahun ini membuat BI memperkirakan inflasi di akhir tahun bakal menyentuh batas atas kisaran 4,5% plus minus 1% atau di level 5,5%. Nah, jika harga BBM naik, Perry bilang inflasi bakal kembali terkerek naik menuju kisaran 7,2% - 7,7%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News