Kenaikan harga BBM mendongkrak kinerja AKRA



JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKR) konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan. Di semester I 2012, emiten berkode saham AKRA ini meraih laba bersih senilai Rp 297,6 miliar, naik 23,3% dibanding periode sama tahun lalu, yaitu Rp 241,4 miliar.

Pencapaian laba bersih itu sejalan dengan kenaikan penjualan. Di semester I, AKRA meraup penjualan Rp 10,72 triliun, naik 18,3% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 9,06 triliun.

Suresh Vembu, Direktur AKRA menuturkan, penjualan bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi pendorong kinerja perusahaan. Di paruh pertama tahun ini, AKRA meraih penjualan Rp 8,51 triliun dari bisnis BBM. Realisasi itu tumbuh 18% dari akhir Juni 2011. "Penjualan BBM ke sektor pertambangan dan pembangkit listrik masih bagus sehingga volume bisa naik," kata Suresh, Kamis (27/9).


Kenaikan harga jual BBM turut mendorong pertumbuhan bisnis itu. Menurut Suresh, harga jual rata-rata BBM AKRA naik 10%-11% daripada paruh pertama tahun lalu.

Bisnis distribusi kimia dasar menjadi penyangga terbesar kedua yakni Rp 1,51 triliun, naik 23,1% dibandingkan akhir Juni tahun lalu. AKRA juga meraih penghasilan dari bisnis manufaktur senilai Rp 393 miliar. Jika dibandingkan dengan dua bisnis utama AKR, kontribusi bisnis manufaktur terbilang stagnan dari semester I 2011 yang menyumbang Rp 372 miliar.

Lini bisnis lain yang menyumbang penjualan AKRA adalah logistik dan perdagangan batubara, yakni memperoleh Rp 302, 64 miliar atau tumbuh 19,94% dari periode sama tahun lalu.

Perbaikan juga tecermin dari meningkatnya margin keuntungan perseroan. Per Juni 2012, margin kotor AKRA tumbuh menjadi 5,8% dari periode sama tahun lalu 5,2%. Margin operasi juga naik dari 3,1% menjadi 3,7% di akhir Juni 2012. Adapun margin bersih AKRA naik tipis menjadi 2,8% dari sebelumnya 2,7%.

Dus, AKRA optimistis bisa memenuhi target penjualan bersih 2012 senilai Rp 23,51 triliun hingga Rp 24,45 triliun, atau tumbuh 25%-30% dari penjualan 2011. Harga AKRA, Kamis, naik 4,49% menjadi Rp 4.075 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro