Kenaikan Harga BBM Subsidi Akan Berpengaruh Terhadap Ongkos Logistik Industri Mamin



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) menyebut, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan berpengaruh terhadap kenaikan ongkos logistik industri makanan dan minuman (mamin). 

"Harga BBM itu akan pengaruh paling besar ke ongkos logistik, baik itu di hulunya bahan baku maupun di hilir produk jadinya. Kalau di industrinya sendiri kami sudah terbukti tangguh, karena di industrinya sendiri di manufakturnya itu BBM sudah tidak ada subsidi sudah komersial," ungkap Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman, di Jakarta, Selasa (30/8). 

Dengan asumsi harga BBM subsidi ini meningkat 30% dari harga saat ini, itu akan membuat ongkos logistik industri mamin naik sekitar 1%-2% dari kondisi sebelumnya.  


Baca Juga: Ekonom: Menaikkan Harga BBM Subsidi Pilihan Realistis Kendalikan Konsumsi

Adhi melanjutkan, BBM sendiri memiliki kontribusi sekitar 50% dari keseluruhan ongkos logistik. Sedangkan sisanya ditujukan untuk biaya supir, tol, dan lain sebagainya. Lebih jauh dia menjelaskan, ongkos logistik berkontribusi sekitar 4%-8% terhadap keseluruhan biaya produksi industri mamin. Hal ini tergantung juga oleh nilai barangnya. 

"Rata-rata pengaruh logistik itu distribusi sekitar 4%-8%, tergantung dari nilai barangnya. Semakin mahal semakin kecil persentasenya," sambung dia. 

Meski ada potensi kenaikan ongkos logistik, Adhi bilang industri mamin saat ini lebih memilih untuk mengurangi margin profit ketimbang menaikkan harga jual produk di pasar. Sebab, mereka harus tetap menjaga daya beli masyarakat. 

Di samping itu, tidak mudah juga bagi industri untuk melakukan perubahan harga jual. Sehingga sampai akhir tahun nanti industri mamin masih akan mengambil opsi untuk mengurangi margin saja dulu. 

Baca Juga: Bila Harga BBM Naik, Begini Dampaknya ke Bisnis Tarif Jasa Industri Logistik

"Karena naikkan harga makanan olahan itu gak gampang, rantainya cukup panjang, karena negosiasiya dengan ritel cukup panjang. Jadi lebih baik sampai akhir tahun ini kami coba mengurangi margin aja dulu, sambil berporoses melakukan inovasi dan efisiensi, supaya penurunan marginnya tidak terlalu berat," jelas dia. 

Lebih jauh, kondisi industri mamin kini juga diuntungkan dengan tren harga komoditas yang sudah berangsur turun, tidak setinggi Maret-Mei 2022. Dengan begitu, GAPMMI pun menilai bahwa kenaikan harga BBM ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap industri mamin di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .