JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan telah memberikan arahan kepada Dirut Perum Bulog untuk mengantisispasi persediaan cadangan beras, menyusul turunnya prediksi Angka Ramalan (ARAM) 1 Tahun 2014 untuk produksi padi, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). BPS memprediksikan produksi padi pada 2014, berdasarkan ARAM 1 hanya mencapai 69,87 juta ton. Hal tersebut berarti terjadi kontraksi penurunan sekitar 2 persen dari tahun lalu. Sementara pada saat bersamaan ada efek El Nino yang harus diantisipasi.“Oleh sebab itu, saya sudah memberikan arahan kepada Dirut Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Akan tetapi angka, harga, dan waktu untuk itu, saya minta tolong biar menjadi diskresi pemerintah,” terang Lutfi, Rabu (2/7).Lutfi masih merahasiakan kapan, berapa, dan berapa harga beras yang akan diimpor Bulog didasari berbagai pertimbangan. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan untuk menghindari kontaminasi spekulan. “Tapi intinya sudah diantisipasi,” imbuhnya.Lutfi optimistis, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemerintah selalu tepat waktu, tepat kuantitas dalam mengantisipasi kurangnya pasokan. Dia meminta masyarakat untuk percaya pemerintah mampu menjaga pasokan beras. Pasalnya, menurut Lutfi, tidak seperti komoditas lain, kurangnya pasokan beras akan berpengaruh besar terhadap kenaikan harga beras itu sendiri dan komoditas lain.“Kalau kita telat mengantisipasi masalah-masalah tersebut, pasti akan terjadi kenaikan yang tidak kita inginkan. Akibat dari kenaikan komoditas beras ini, sangat berbahaya terhadap seluruh indikator ekonomi mikro dan makro,” jelasnya.Saat ini cadangan beras di Bulog ada sekitar 1,8 juta ton. Lutfi memprediksi, persediaan tersebut bisa mencukupi kebutuhan 7 bulan. Namun yang menjadi masalah, dampak El Nino mungkin akan mengganggu masa panen yang akan jatuh pada September 2014. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan harga beras membahayakan perekonomian
JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan telah memberikan arahan kepada Dirut Perum Bulog untuk mengantisispasi persediaan cadangan beras, menyusul turunnya prediksi Angka Ramalan (ARAM) 1 Tahun 2014 untuk produksi padi, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). BPS memprediksikan produksi padi pada 2014, berdasarkan ARAM 1 hanya mencapai 69,87 juta ton. Hal tersebut berarti terjadi kontraksi penurunan sekitar 2 persen dari tahun lalu. Sementara pada saat bersamaan ada efek El Nino yang harus diantisipasi.“Oleh sebab itu, saya sudah memberikan arahan kepada Dirut Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Akan tetapi angka, harga, dan waktu untuk itu, saya minta tolong biar menjadi diskresi pemerintah,” terang Lutfi, Rabu (2/7).Lutfi masih merahasiakan kapan, berapa, dan berapa harga beras yang akan diimpor Bulog didasari berbagai pertimbangan. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan untuk menghindari kontaminasi spekulan. “Tapi intinya sudah diantisipasi,” imbuhnya.Lutfi optimistis, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemerintah selalu tepat waktu, tepat kuantitas dalam mengantisipasi kurangnya pasokan. Dia meminta masyarakat untuk percaya pemerintah mampu menjaga pasokan beras. Pasalnya, menurut Lutfi, tidak seperti komoditas lain, kurangnya pasokan beras akan berpengaruh besar terhadap kenaikan harga beras itu sendiri dan komoditas lain.“Kalau kita telat mengantisipasi masalah-masalah tersebut, pasti akan terjadi kenaikan yang tidak kita inginkan. Akibat dari kenaikan komoditas beras ini, sangat berbahaya terhadap seluruh indikator ekonomi mikro dan makro,” jelasnya.Saat ini cadangan beras di Bulog ada sekitar 1,8 juta ton. Lutfi memprediksi, persediaan tersebut bisa mencukupi kebutuhan 7 bulan. Namun yang menjadi masalah, dampak El Nino mungkin akan mengganggu masa panen yang akan jatuh pada September 2014. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News