JAKARTA. Di pengujung 2012, harga cengkeh merangsek naik hingga Rp 110.000 per kilogram (kg). Kondisi ini turut menekan para produsen rokok, terutama perusahaan berskala kecil dan menengah, yang kini berjumlah 1.500 perusahaan. Alhasil, tak sedikit perusahaan yang terancam gulung tikar lantaran tidak bisa secara tiba-tiba menaikkan harga jual rokok. Heri Susianto, Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi) mengatakan, rata-rata produsen rokok kretek anggotanya adalah kelas usaha kecil menengah (UKM). Mereka sulit mengerekĀ harga jual rokok karena harus bersaing dengan perusahaan besar yang bermodal kuat dan mampu mengatur harga jual produk menjadi lebih murah. Oleh karena itu, Heri mendesak pemerintah segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini. "Seharusnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang harga rokok untuk setiap golongan produsen," ungkap Heri kepada KONTAN, Rabu (2/1).
Kenaikan harga cengkeh menekan produsen rokok
JAKARTA. Di pengujung 2012, harga cengkeh merangsek naik hingga Rp 110.000 per kilogram (kg). Kondisi ini turut menekan para produsen rokok, terutama perusahaan berskala kecil dan menengah, yang kini berjumlah 1.500 perusahaan. Alhasil, tak sedikit perusahaan yang terancam gulung tikar lantaran tidak bisa secara tiba-tiba menaikkan harga jual rokok. Heri Susianto, Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi) mengatakan, rata-rata produsen rokok kretek anggotanya adalah kelas usaha kecil menengah (UKM). Mereka sulit mengerekĀ harga jual rokok karena harus bersaing dengan perusahaan besar yang bermodal kuat dan mampu mengatur harga jual produk menjadi lebih murah. Oleh karena itu, Heri mendesak pemerintah segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini. "Seharusnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang harga rokok untuk setiap golongan produsen," ungkap Heri kepada KONTAN, Rabu (2/1).