KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 26,64% secara tahunan (
year on year/YoY) pada semester I 2024. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit atau
crude palm oil (CPO) selama periode tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan dan laba bersih AALI meningkat signifikan pada paruh pertama tahun 2024.
AALI memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 10,31 triliun, naik 9,83% YoY dari Rp 9,39 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Naik 26,64%, Astra Agro (AALI) Catat Laba Bersih Rp 501,04 Miliar di Semester I 2024 Pendapatan tersebut mayoritas disumbangkan oleh segmen minyak sawit dan turunannya, mencapai Rp 9,63 triliun. Selanjutnya, segmen produk inti sawit dan turunannya menyumbang Rp 643,60 miliar, dan segmen lainnya sebesar Rp 32,29 miliar. Namun, beban pokok pendapatan AALI juga mengalami kenaikan menjadi Rp 9,02 triliun per Juni 2024, dibandingkan Rp 8,36 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, laba bruto tetap meningkat 24,93% YoY menjadi Rp 1,28 triliun dari sebelumnya Rp 1,02 triliun. AALI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 501,04 miliar per akhir Juni 2024, meningkat 26,64% YoY dari Rp 367,57 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Vice President Investor Relation & Public Affairs AALI, Fenny Sofyan, mengungkapkan bahwa faktor utama peningkatan laba bersih dan pendapatan perusahaan adalah kenaikan harga rata-rata atau
average selling price (ASP) CPO pada semester I tahun ini yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data Trading Economics, harga CPO saat ini naik 1,91% YoY menjadi MYR 3.952 per ton. "Kenaikan ASP CPO pada tahun 2024 sebesar 7,9% dibandingkan tahun 2023. Kami juga mencatat peningkatan penjualan CPO sebesar 5,1% dibandingkan semester I 2023," jelas Fenny kepada Kontan, Selasa (30/7). Produksi tandan buah segar (TBS) inti AALI pada semester I 2024 mengalami penurunan sebesar 7% YoY. Penurunan ini disebabkan oleh cuaca panas akibat badai El Nino sejak akhir tahun lalu. "Secara keseluruhan, pencapaian operasional ini sedikit di bawah harapan. Namun, pada semester II, kami telah mempersiapkan inisiatif untuk mengantisipasi agar produksi tahun ini tetap sesuai rencana," tambahnya. Pada semester I 2024, serapan belanja modal (
capital expenditure/capex) AALI mencapai Rp 380 miliar.
Mayoritas capex digunakan untuk persiapan program
replanting dan pembenahan infrastruktur penunjang. Untuk tahun 2024, AALI menganggarkan capex sebesar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,4 triliun.
"Sekitar 65% dari capex pada semester I digunakan untuk program
replanting dan 25% untuk infrastruktur penunjang. Sedangkan sisanya untuk operasi pabrik dan pelabuhan," ungkap Fenny. Hingga akhir Juni 2024, ASP CPO AALI mencapai Rp 12.248 per kilogram, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. "Pada semester I tahun 2023, ASP dalam dolar Amerika Serikat (AS) yang mengacu pada referensi harga CIF Rotterdam adalah US$ 987 per ton, dibandingkan tahun ini yang sebesar US$ 999 per ton," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .