JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) di bursa komoditas global terus merangkak dalam beberapa bulan terakhir. Di Bursa Derivatif Malaysia (MDE) misalnya, harga CPO untuk pengiriman Februari 2011 per tanggal 21 Januari kemarin bertengger di level US$ 1245,50 per metrik ton (MT). Harga ini naik 7,53% dari harga rata-rata Desember 2010 yang sebesar US$ 1158,25 per MT. Dalam kondisi normal, lonjakan membuat sumringah para eksportir dan petani CPO Indonesia. Kenyataannya, meski harga terus naik, mereka merasa tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal akibat penerapan bea keluar (BK) secara progresif sebesar. Fadhil Hasan, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan ketika harga CPO menyentuh kisaran US$ 1245,50 per MT seperti sekarang maka BK yang dibebankan ikut terkerek menjadi 25%. Kondisi tersebut membuat pengusaha dan petani kehilangan potensi keuntungan yang cukup besar. Saat ini volume ekspor rata-rata CPO Indonesia adalah 15,6 juta ton.
Kenaikan harga CPO tergerus bea keluar sebesar 25%
JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) di bursa komoditas global terus merangkak dalam beberapa bulan terakhir. Di Bursa Derivatif Malaysia (MDE) misalnya, harga CPO untuk pengiriman Februari 2011 per tanggal 21 Januari kemarin bertengger di level US$ 1245,50 per metrik ton (MT). Harga ini naik 7,53% dari harga rata-rata Desember 2010 yang sebesar US$ 1158,25 per MT. Dalam kondisi normal, lonjakan membuat sumringah para eksportir dan petani CPO Indonesia. Kenyataannya, meski harga terus naik, mereka merasa tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal akibat penerapan bea keluar (BK) secara progresif sebesar. Fadhil Hasan, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan ketika harga CPO menyentuh kisaran US$ 1245,50 per MT seperti sekarang maka BK yang dibebankan ikut terkerek menjadi 25%. Kondisi tersebut membuat pengusaha dan petani kehilangan potensi keuntungan yang cukup besar. Saat ini volume ekspor rata-rata CPO Indonesia adalah 15,6 juta ton.