Kenaikan Harga Emas Semu, Ini Katalis Negatif yang Membayanginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali terdongkrak setelah tertekan sebulan terakhir. Meski begitu, kenaikan ini dinilai sebagai koreksi sesaat atas penurunan sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, Rabu (20/11) harga emas sempat tercatat naik ke level US$ 2.641,38 pada pukul 09,17 wib. Harganya naik 0,35% dari harga Selasa (19/11).


Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa harga emas masih belum keluar dari pengaruh dolar Amerika Serikat (AS). Sebab, pasar masih mengkhawatiran kebijakan tarif Trump dan nada hawkish dari the Fed belakangan ini.

Di sisi lain, meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina memang memberikan dukungan bagi harga emas. Namun, tidak hanya logam mulia, dolar AS yang juga sebagai safe haven juga tuurt merasakan imbasnya.

"Jadi untuk saat ini, rebound emas masih akan terbatas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11).

Baca Juga: Harga Emas Terdongkrak Perang Rusia-Ukraina dan Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed

Hal itu tercermin dari koreksi harga emas, yang mana pada Rabu (20/11) pukul 16.55 WIB, berdasarkan Trading Economics, harga emas terkoreksi 0,47% ke US$ 2.622 per ons troi. Sementara sepekan terakhir harganya naik 2%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo sependapat lantaran kondisi global yang belum stabil. Misalnya, data ekonomi yang beragam dari AS, termasuk tanda-tanda pelemahan dalam manufaktur dan ketahanan di sektor jasa telah menambah ketidakpastian pasar dan penguatan dolar AS yang juga sempat tertahan akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember nanti.

Karenanya, Sutopo berpandangan bahwa kenaikan harga emas belakangan ini hanya koreksi atas penurunan sebelumnya.

"Menurut hemat kami, emas masih bisa turun untuk pembentukan secondary tren untuk beberapa saat lamanya hingga kuartal I 2025," sebutnya.

Baca Juga: Harga Emas Spot Turun dari Level Tertinggi Pekan Ini pada Rabu (20/11)

Ia masih menyakini prospek harga emas dalam beberapa bulan mendatang dan hingga 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor utama seperti ketegangan geopolitik, kekuatan dolar AS, suku bunga, kebijakan ekonomi, bank sentral dan inflasi.

Dengan demikian, Sutopo memproyeksikan harga emas pada akhir tahun 2024 akan berkisar di US$ 2.500 - US$ 2.600 per ons troi. Sementara prakiraan untuk kuartal I 2025 pada kisaran US$ 2.500 hingga $2.700 per ons troi, didukung oleh permintaan yang tinggi di pasar fisik dan konflik geopolitik yang sedang berlangsung.

Lukman sepakat bahwa masih terlalu awal bagi emas untuk melanjutkan rally, walaupun overall longterm masih tetap bullish. Dirinya memperkirakan emas dikisaran US$ 2.600 - US$ 2.700 per ons troi dan pada semester I 2025 direntang US$ 2.700 - US$ 2.800 per ons troi.

Tonton: Rusia Revisi Doktrin Nuklir, Bagaimana dengan AS?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih