KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan harga gas di luar skema kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (non-HGBT) berpotensi mendongkrak biaya produksi elektronik. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman mengatakan kebijakan tersebut bisa mendongkrak harga komponen/material produk elektronik di rantai pasok. Alhasil, biaya produksi elektronik pun bisa ikut terkerek. “Secara langsung industri elektronika tidak memakai energi gas bumi dalam volume besar. Namun, kami sangat mengkhawatirkan dampak dari supporting industry kami yang akan menaikkan harga material/ komponen,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/8). Kendati demikian, kebijakan kenaikan harga gas non HGBT, kalaupun jadi dilakukan, tidak serta merta bakal mendorong kenaikan harga di tingkat barang jadi produk elektronik. Sebab, kata Daniel, keputusan untuk menaikkan harga barang elektronik masih perlu mempertimbangkan banyak faktor lain, seperti misalnya kondisi pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan lain-lain.
Kenaikan Harga Gas Non HGBT Bisa Kerek Biaya Produksi Barang Elektronik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan harga gas di luar skema kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (non-HGBT) berpotensi mendongkrak biaya produksi elektronik. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman mengatakan kebijakan tersebut bisa mendongkrak harga komponen/material produk elektronik di rantai pasok. Alhasil, biaya produksi elektronik pun bisa ikut terkerek. “Secara langsung industri elektronika tidak memakai energi gas bumi dalam volume besar. Namun, kami sangat mengkhawatirkan dampak dari supporting industry kami yang akan menaikkan harga material/ komponen,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/8). Kendati demikian, kebijakan kenaikan harga gas non HGBT, kalaupun jadi dilakukan, tidak serta merta bakal mendorong kenaikan harga di tingkat barang jadi produk elektronik. Sebab, kata Daniel, keputusan untuk menaikkan harga barang elektronik masih perlu mempertimbangkan banyak faktor lain, seperti misalnya kondisi pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan lain-lain.