KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga jagung yang mencapai di atas Rp 6.000 per kilogram (kg) sedikit banyak akan mempengaruhi bisnis industri pakan ternak (Poultry). Sebab harga tersebut sudah jauh di atas batas atas harga jagung yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) sebesar Rp 4.000 per kg. Kinerja industri Poultry akan tertekan bila kenaikan harga jagung berlangsung lama. Namun dalam jangka pendek, kinerja Poultry diprediksi tidak terlalu terpengaruh karena stok yang relatif masih ada. Apalagi, kenaikan harga jagung ini diproyeksikan paling lama hingga awal Februari 2019 sebelum panen raya. Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan, industri pakan ternak sudah banyak belajar dari penutupan impor jagung untuk pakan. "Kalau harga jagung naik untuk jangka panjang, tentu ada dampaknya pada industri pakan ternak," ujarnya kepada KONTAN, Senin (10/12).
Kenaikan harga jagung bisa tekan kinerja industri Poultry
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga jagung yang mencapai di atas Rp 6.000 per kilogram (kg) sedikit banyak akan mempengaruhi bisnis industri pakan ternak (Poultry). Sebab harga tersebut sudah jauh di atas batas atas harga jagung yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) sebesar Rp 4.000 per kg. Kinerja industri Poultry akan tertekan bila kenaikan harga jagung berlangsung lama. Namun dalam jangka pendek, kinerja Poultry diprediksi tidak terlalu terpengaruh karena stok yang relatif masih ada. Apalagi, kenaikan harga jagung ini diproyeksikan paling lama hingga awal Februari 2019 sebelum panen raya. Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan, industri pakan ternak sudah banyak belajar dari penutupan impor jagung untuk pakan. "Kalau harga jagung naik untuk jangka panjang, tentu ada dampaknya pada industri pakan ternak," ujarnya kepada KONTAN, Senin (10/12).