Kenaikan harga jual rata-rata mengerek kinerja Chandra Asri (TPIA) di kuartal I-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 598 juta pada kuartal pertama 2021. Angka ini naik 25% dari posisi pendapatan di kuartal  pertama 2020 yang hanya US$ 477 juta.

Kenaikan pendapatan ini tidak terlepas dari naiknya harga jual produk petrokimia, khususnya Ethylene, Polyethylene dan Polypropylene. Dalam rilis resminya, manajemen Chandra Asri menyebut, terkereknya pendapatan disebabkan harga jual rata-rata yang lebih tinggi, yakni sebesar US$ 1.110 per ton dibandingkan dengan harga jual di kuartal pertama 2020 yang hanya US$ 865 per ton.

Harga Polyethylene dan Polypropylene, masing-masing naik menjadi US$ 1.192 per ton dan US$ 1.504 per ton, dari sebelumnya US$ 874 per ton dan US$ 1.036 per ton.  Sementara itu volume penjualan TPIA sepanjang kuartal pertama 2021 relatif stabil yakni di angka 539 Kiloton (KT).


Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau  EBITDA naik secara signifikan menjadi US$ 146,7 juta, berbanding terbalik dari negatif US$ 13,5 juta di kuartal pertama 2020. Perbaikan EBITDA ini terutama disebabkan perbaikan spreads dan realisasi dari strategi ketahanan keuangan perusahaan.

Baca Juga: Pendapatan naik, Chandra Asri (TPIA) catat laba bersih US$ 85 juta di kuartal I-2021

Pertumbuhan EBITDA juga didukung oleh biaya pendapatan usaha yang lebih rendah akibat konsumsi bahan baku yang lebih sedikit. Secara keseluruhan, marjin EBITDA yang tercatat sebesar 24,5%, berbanding -2,8% pada kuartal pertama 2020, yakni ketika posisi terendah dari siklus pasar petrokimia saat itu.

Meskipun pendapatan naik, beban pokok pendapatan TPIA terpantau menurun. Beban pokok pendapatan menurun 8,6% menjadi US$ 450,8 juta akibat konsumsi bahan baku yang lebih rendah.

Namun, hal ini diimbangi oleh kenaikan rata-rata harga naphtha menjadi US$ 534 per ton dari US$ 521 per ton,  yang dilatarbelakangi naiknya harga minyak mentah Brent sebesar 21% yoy menjadi rata-rata US$ 61 per barel.

Alhasil, sepanjang tiga bulan pertama 2021, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini mengempit laba bersih mencapai US$ 85 juta. Kondisi ini membaik dibanding rugi bersih  pada periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 17 juta. Manajemen menyebut, realisasi ini merupakan kombinasi dari penguatan marjin dan biaya yang lebih rendah.

TPIA meyakini, permintaan petrokimia domestik Indonesia dan regional Asia diperkirakan akan tetap kuat. “Ini dengan mempertimbangkan kondisi di antaranya kekurangan peti kemas di Asia dan semakin pentingnya soal keamanan pasokan dan manajemen inventory yang tepat waktu,” tulis Manajemen TPIA dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (29/4).

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) akan tebar dividen US$ 38,5juta, simak jadwal lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi