Kenaikan harga karet berlanjut



JAKARTA. Harga karet berpotensi bertahan di level US$ 3 per kilogram (kg) hingga kuartal I tahun ini. Produksi yang menurun karena memasuki musim gugur daun menjadi salah satu faktor kenaikan harga karet.

Mengutip Bloomberg, harga karet di Tokyo Commodity Exchange untuk pengiriman Januari berada di harga JPY 298,4 per kg atau setara US$ 3,35 per kg.

Daud Husni Bastari, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), mengatakan, produksi sejumlah negara penghasil karet pada awal tahun ini cenderung menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan suplai karet berkurang.


Musim gugur daun pada pohon karet biasa terjadi pada Januari-Februari. Dus, produktivitas pohon karet bisa berkurang 5%-10% dibanding bulan normal. Produktivitas karet di Indonesia mencapai 1.000 kg per hektare (ha) - 1.700 kg per ha per tahun.

Di Thailand, Malaysia dan, sebagian Indonesia, seperti Sumatera Utara, musim gugur daun berlangsung pada Januari-Februari. Tapi bagi daerah di bawah khatulistiwa seperti Kalimantan Selatan, gugur daun biasanya pada Mei.

Tingginya curah hujan di awal tahun ini juga mengakibatkan sebagian perkebunan karet kebanjiran. Dengan situasi seperti itu, para petani karet memilih menghentikan aktivitas penyadapan.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan, Mardjoko menilai, kebijakan tiga negara, yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia memangkas ekspor karet sejak Oktober 2012, ikut mendongkrak harga komoditas ini. Sebelum ada kebijakan itu, harga karet di US$ 2,6 per kg.

Meski dinilai efektif, Mardjoko belum tahu apakah kebijakan yang berakhir pada Maret 2013 ini akan berlanjut atau tidak. "Kelanjutannya akan dibahas," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro