JAKARTA. Harga karet mulai melar. Harga kontrak penjualan karet menyentuh US$ 2,7 per kilogram (kg) di pasar perdagangan Tokyo Commodity Exchange (Tocom) dan US$ 2,25 per kg di Singapore Exchange Limited (SGX). Harga karet ini termasuk tinggi dalam beberapa tahun terakhir, setelah sempat menyentuh level harga US$ 1,03 pada awal tahun 2016 lalu. Kenaikan harga karet ini lebih banyak disebabkan faktor cuaca yang sebagian besar di Asia Tenggara memasuki La Nina pada tahun 2016 sehingga membuat petani karet enggan menyadap. Akibatnya produksi karet mengalami penurunan. Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengatakan, kenaikan harga karet saat ini masih didominasi faktor teknis yakni cuaca ketimbang faktor fundamental. Untuk faktor fundamental harusnya ditopang peningkatan permintaan di pasar dunia karena pertumbuhan ekonomi. Namun saaat ini ekonomi dunia masih tersandera krisis dan belum pulih.
Kenaikan harga karet bukan karena fundamental
JAKARTA. Harga karet mulai melar. Harga kontrak penjualan karet menyentuh US$ 2,7 per kilogram (kg) di pasar perdagangan Tokyo Commodity Exchange (Tocom) dan US$ 2,25 per kg di Singapore Exchange Limited (SGX). Harga karet ini termasuk tinggi dalam beberapa tahun terakhir, setelah sempat menyentuh level harga US$ 1,03 pada awal tahun 2016 lalu. Kenaikan harga karet ini lebih banyak disebabkan faktor cuaca yang sebagian besar di Asia Tenggara memasuki La Nina pada tahun 2016 sehingga membuat petani karet enggan menyadap. Akibatnya produksi karet mengalami penurunan. Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengatakan, kenaikan harga karet saat ini masih didominasi faktor teknis yakni cuaca ketimbang faktor fundamental. Untuk faktor fundamental harusnya ditopang peningkatan permintaan di pasar dunia karena pertumbuhan ekonomi. Namun saaat ini ekonomi dunia masih tersandera krisis dan belum pulih.