Kenaikan harga karet tergantung pemerintah



JAKARTA. Harga karet dalam beberapa tahun ini belum menunjukkan tanda-tanda akan naik. Kendati begitu harga karet pada perdagangan global dalam beberapa hari ini bergerak pada 220 yen per kilogram (kg). Harga ini sedikit meningkatkan dibandingkan harga karet bulan Maret hingga April lalu yang bergerak di kisaran 217 hingga 219 yen per kg.

Sementara itu, harga karet dalam negeri ditingkat petani sebagian besar masih bertahan di harga kisaran Rp 6.000 per kg hingga Rp 6.700 per kilogram. Harga tersebut jauh di bawah harga karet pada tahun 2009 lalu yang sempat menyentuh rekor Rp 20.000 per kg di tingkat petani. Penurunan harga karet ini tak terlepas akibat bertambahnya negara produsen karet yang tidak diiringi dengan peningkatkan permintaan karet di pasar global.

Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Daud Husni Bastari mengatakan melemahnya harga karet ditingkat petani tak terlepas dari peran pemerintah yang tidak menjadikan karet sebagai salah satu upaya menyejahterakan masyarakat. Ia bilang, di sejumlah negara penghasil karet seperti Thailand, pemerintah serius mengurus penjualan karet di tingkat petani.


"Bila harga karet jatuh di pasaran, maka pemerintah turun tangan membeli karet sehingga harga tetap tinggi," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (7/5).

Namun yang terjadi di Indonsia, pemerintah menyerahkan harga karet ditentukan pasar. Akibatnya, ketika harga karet anjlok, petani karet yang menderita. Padahal, karet salah satu komoditas utama yang dihasilkan Indonesia dan menjadi salah satu andalan ekspor. Permintaan terhadap produk karet juta tetap memiliki masa depan karena masih terus dibutuhkan untuk mendukung transportasi seperti memproduksi ban dari karet.

Di sisi lain, sebagian besar kebun karet di Indonesia dikuasai oleh petani ketimbang perusahaan. Karena itu, pemerintah harus turun tangan langsung mengelola hasil produksi karet dan petani karet agar harga karet tidak terus merosot yang berpotensi memiskinkan sebagian besar rakyat Indonesia petani karet. Daud berujuar, Indonesia bisa makmur bila produksi karet benar-benar dimanfaatkan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie