Kenaikan harga komoditas turut mengangkat penjualan alat berat Intraco Penta (INTA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) selaku emiten alat berat turut mendapat angin segar dari tren kenaikan harga komoditas yang terjadi sepanjang tahun 2021.

Corporate Secretary INTA Astri Duhita Sari menyampaikan, penjualan alat berat INTA dengan merek LiuGong menunjukkan tren positif semenjak harga komoditas pertambangan hingga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) mengalami kenaikan.

Adapun hingga semester I-2021, segmen alat berat INTA yang meraih peningkatan penjualan signifikan adalah segmen agrikultur yakni tumbuh 415% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2020.


Penjualan alat berat INTA di segmen industri umum juga meroket hingga 111% (yoy) pada paruh pertama tahun ini. Begitu pula dengan penjualan alat berat perusahaan di segmen pertambangan yang melesat 82% (yoy) di periode yang sama.

Baca Juga: Marketing sales Diamond Citra Propertindo (DADA) sudah mendekati Rp 300 miliar

Dari segi nilai, INTA memperoleh penjualan alat berat sebesar Rp 126,3 miliar hingga semester I-2021. “Mayoritas nilai penjualan didominasi oleh merek LiuGong yaitu sebesar 47% dari total nilai penjualan alat berat INTA,” ujar Astri, Sabtu (16/7).

Sayangnya, manajemen INTA belum bisa mengungkapkan data penjualan alat berat perusahaan tersebut hingga periode kuartal III-2021.

Lantas, seiring dengan kenaikan harga berbagai jenis komoditas tersebut, Manajemen INTA terus berupaya melakukan antisipasi seperti menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan para prinsipal. Hal ini untuk mendukung perencanaan dan proyeksi yang lebih akurat demi memastikan pemenuhan unit alat berat dapat sesuai dengan permintaan yang datang dari pelanggan.

Astri menambahkan, berdasarkan prospek bisnis yang ada, INTA masih optimistis mampu mengejar target pertumbuhan penjualan sekitar 10%--15% sampai akhir tahun nanti.

Baca Juga: Simak strategi Astra Otoparts (AUTO) untuk menggenjot laju bisnis hingga akhir 2021

Pihak INTA menilai bahwa kinerja industri alat berat tak hanya ditentukan oleh tren kenaikan harga komoditas semata. Program hilirisasi industri serta pelonggaran kembali kebijakan PPKM atas dasar penurunan kasus Covid-19 di Indonesia juga dapat mendukung prospek kinerja INTA di masa mendatang.

“Atas dasar hal tersebut, kami masih optimistis dengan target pertumbuhan yang ditetapkan tahun ini,” tandas Astri.

Selanjutnya: Harga komoditas naik, United Tractors (UNTR) siapkan capex lebih besar di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi