KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam masih dalam tren positif, kendati pertumbuhannya mulai terbatas. Meski begitu, harganya dinilai masih berpotensi naik seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed. Berdasarkan Trading Economics, Rabu (8/5) pukul 18.41 WIB, perak menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan tertinggi. Dalam sepekan harganya naik 1,97% ke US$ 27,27 per ons troy. Adapula tembaga yang naik 0,08% dalam sepekan ke US$ 4,56 per pon. Sementara emas terkoreksi 0,33% dalam sepekan ke US$ 2.317,03.
Baca Juga: Harga Emas Hari ini Bergulir Tipis, Terganjal Penguatan Dollar Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com. Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, kenaikan harga perak didukung sentimen risk on naik lebih tinggi. Selain itu, dukungan fundamental jangka panjang, termasuk pertumbuhan global yang positif dan permintaan yang kuat turut mendorongnya. Hal itu terlihat dari data produksi industri Amerika Serikat (AS) yang kembali ke level positif dari bulan sebelumnya yang tumbuh negatif. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan peningkatan permintaan oleh industri. "Perak bisa mendapatkan keuntungan lebih karena permintaan meningkat untuk penggunaannya dalam pembuatan panel surya, berbagai perangkat elektronik, dan perhiasan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5). Namun, penguatannya untuk jangka pendek cenderung terbatas. Secara teknikal, Wahyu mengatakan harga perak berpotensi ada koreksi. Baca Juga: Harga Perak Terus Naik, Ini Sejumlah Pendorongnya