Kenaikan harga minyak berlanjut meski OPEC+ belum menentukan pemangkasan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lagi setelah melonjak 2,30% pada perdagangan kemarin. Kamis (6/2) pukul 7.25 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 di New York Mercantile Exchange berada di USR 51,13 per barel, menguat 0,75%.

Lonjakan harga tak cuma terjadi pada harga minyak WTI. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman April 2020 di ICE Futures pun menguat 2,45% ke US$ 55,28 per barel ketimbang harga penutupan hari sebelumnya US$ 53,96 per barel.

Pertemuan OPEC+ hingga Rabu belum menentukan rekomendasi konkret. Satu sumber Reuters mengatakan bahwa Rusia tidak mendukung pemangkasan produksi lebih dalam daripada yang terjadi saat ini. Tapi, Rusia mendukung perpanjangan pemangkasan setelah bulan Maret. "Rusia lebih memilih perpanjangan dan tidak mendukung pemangkasan produksi lagi," kata si sumber.


Baca Juga: Wall Street menghijau tiga hari beruntun, data ekonomi terbaru jadi dorongannya

Komite Teknis OPEC+ yang bertemu di Wina akan melanjutkan pembicaraan pada hari ini. Dua sumber OPEC lainnya mengatakan bahwa pertemuan OPEC+ akan berlanjut kecuali ada kesepakatan tambahan pemangkasan produksi. "Jika hanya ada kesepakatan perpanjangan waktu pemangkasan, maka kami akan bertemu lagi di bulan Maret seperti yang sudah disepakati sebelumnya," ungkap salah satu sumber OPEC.

OPEC+ sebelumnya mempertimbangkan pemangkasan produksi tambahan sebesar 500.000 barel per hari karena dampak virus corona. Asal tahu, saat ini total pemangkasan produksi OPEC+ mencapai 1,7 juta barel per hari yang akan berlaku hingga akhir Maret 2020.

Ketika negara-negara OPEC seperti Irak mendukung pemangkasan lebih lanjut untuk stabilisasi pasar, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa dia tidak yakin saat ini tepat untuk menekan lagi produksi.

Baca Juga: Harga minyak WTi ambruk 15,16% sepanjang Januari lalu

Sementara persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) meningkat hingga akhir pekan 31 Januari lalu. Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 3,4 juta barel menjadi 435 juta.

Penambahan persediaan ini lebih besar daripada prediksi polling Reuters yang meramalkan kenaikan 2,8 juta barel. "Laporan ini tidak cukup mengejutkan untuk bisa menekan harga yang menguat dari level terendah," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group kepada Reuters.

Kemarin, harga minyak rebound dari level terendah sejak Januari 2019 atau lebih dari setahun lalu. Faktor pendorong kenaikan harga minyak lainnya adalah laporan yang menyebut bahwa vaksin virus corona akan segera tersedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati