Kenaikan harga minyak dunia berpeluang memoles prospek Medco Energi (MEDC)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kurang menggembirakan, Emiten ini membukukan kerugian bersih senilai US$ 188,97 juta sepanjang 2020. Nilai ini membengkak dari kerugian pada tahun 2019 yang hanya US$ 38,76 juta.

Naiknya kerugian emiten minyak dan gas (migas) ini tidak terlepas dari penurunan pendapatan. MEDC membukukan pendapatan senilai US$ 1,09 miliar, menurun 20,5% dari pendapatan di 2019 yang mencapai US$ 1,37 miliar.

Meski kinerjanya tertekan tahun lalu, prospek MEDC dinilai bisa membaik tahun ini. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas  menilai, prospek MEDC bisa membaik jika mampu memanfaatkan kenaikan harga komoditas minyak. Sukarno menyebut, harga minyak dunia saat ini sebenarnya sudah dalam tren kenaikan.


Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi atau OPEC terus mempertahankan rencana mereka untuk secara bertahap mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli. Di sisi lain, pasar juga optimis bahwa permintaan bahan bakar akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang karena musim mengemudi saat musim panas di Amerika Serikat (AS) akan berlangsung.

Baca Juga: Bakal disokong Amman Mineral, simak rekomendasi saham Medco Energi (MEDC)

Sentimen juga didukung oleh laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac untuk daftar penggunaan darurat.

Melansir Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2021 berada di level US$ 68,24 per barel pada Rabu (2/6), yang merupakan level tertingginya tahun ini. Level ini sudah naik 41,57% dari harga pada akhir 2020 di level US$ 48,20 per barel.

Terkait potensi keuntungan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara di bidang tambang emas dan tembaga, dinilai tidak akan terlalu signifikan bagi MEDC. Hal karena pergerakan harga emas di tahun ini dinilai tidak akan sekuat tahun kemarin.

Secara pergerakan, terdapat indikasi harga emas akan kembali dalam tren penurunan jangka pendek jika tidak kembali ke atas level US$ 1.912 per ounce.  Harga emas diproyeksi bisa kembali menuju harga US$ 1.764 – US$ 1.797 per ounce.

“Tetapi, paling tidak membantu agar kinerja MEDC bisa positif kembali,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (2/6).

Pada perdagangan hari ini, saham MEDC ditutup menguat 0,72% ke level Rp 695 per saham.  Jika dilihat dari rata-rata lima tahun terakhir berdasarkan PE, EV/EBITDA, EV/EBIT, EV/Revenue dan PBV, harga MEDC saat ini berada di atas rata-rata atau sedikit di atas harga wajarnya, yakni di Rp 640.

Sukarno menyebut, tidak menutup kemungkinan harga saham MEDC bisa mengalami kenaikan. Secara teknikal, jika harga mampu breakup Rp 705, pelaku pasar bisa melakukan trading buy dengan target harga Rp 735.

“Hati-hati jika gagal break atau terjadi breakdown support Rp 680,” imbuh dia.

Selanjutnya: Medco Energi (MEDC) merugi US$ 189 juta sepanjang 2020, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat