KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejelasan sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di akhir Maret 2019 sukses membawa harga industri logam menguat di akhir kuartal I-2019. Bahkan, kenaikan harga nikel diprediksi bakal berlanjut sebagai jawara di kuartal II 2019. Pada kuartal I-2019 harga nikel memimpin penguatan industri logam metal dengan naik sebanyak 21,45% menjadi US$ 12.984 per metrik ton. Kemudian disusul harga timah 9,88% di harga US$ 21.400 per metrik ton, tembaga naik 8,66% di level US$ 6.482 per metrik ton, dan aluminium naik tipis 3,57% ke harga US$ 1.912 per metrik ton. "Nikel bisa lebih menguat daripada aluminium karena permintaan kendaraan listrik menguat (solusi kendaraan bebas emisi dan non migas). Apalagi, harga minyak ke depan akan semakin mahal," jelas Analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto kepada Kontan, Kamis (4/4).
Kenaikan harga nikel diprediksi pimpin harga komoditas logam di kuartal II
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejelasan sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di akhir Maret 2019 sukses membawa harga industri logam menguat di akhir kuartal I-2019. Bahkan, kenaikan harga nikel diprediksi bakal berlanjut sebagai jawara di kuartal II 2019. Pada kuartal I-2019 harga nikel memimpin penguatan industri logam metal dengan naik sebanyak 21,45% menjadi US$ 12.984 per metrik ton. Kemudian disusul harga timah 9,88% di harga US$ 21.400 per metrik ton, tembaga naik 8,66% di level US$ 6.482 per metrik ton, dan aluminium naik tipis 3,57% ke harga US$ 1.912 per metrik ton. "Nikel bisa lebih menguat daripada aluminium karena permintaan kendaraan listrik menguat (solusi kendaraan bebas emisi dan non migas). Apalagi, harga minyak ke depan akan semakin mahal," jelas Analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto kepada Kontan, Kamis (4/4).