KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga pakan jagung yang terjadi belakangan ini ternyata tak berpengaruh signifikan pada bisnis PT Widodo Makmur Unggas Tbk (
WMUU). Mengingat, perusahaan juga fokus pada lini bisnis
downstream yang menghasilkan produk berupa karkas ayam,
boneless, dan
chicken parting. Chief Executive Officer Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi menjelaskan, WMUU memiliki fokus pada bisnis
downstream, sehingga beban yang muncul akibat kenaikan harga pakan jagung tidak berdampak signifikan, karena besaran aktivitas produksi di divisi peternakan cukup kecil apabila dibandingkan dengan divisi Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU). "Di kondisi saat ini, di mana terjadi peningkatan harga pakan jagung untuk ternak, perusahaan dapat tetap mengendalikan kenaikan beban. Proses produksi kami yang paling besar justru terjadi di fasilitas RPHU yang kami miliki," kata dia, baru-baru ini.
Lebih lanjut Ali bilang, komponen pakan memang memiliki peranan yang cukup besar terhadap bisnis peternakan, di mana kontribusinya mencapai 60%-70% dari total biaya. Namun demikian, karena kontribusi terbesar perseroan berasal dari aktivitas produksi di RPHU, fenomena ini tidak berdampak signifikan bagi laju bisnis perseroan saat ini.
Baca Juga: Widodo Makmur Unggas optimistis meraih target kenaikan penjualan 300% tahun ini Di sisi lain, WMUU pun masih optimistis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan hingga tiga kali lipat atau 300% pada tahun ini. Optimisme tersebut didasari oleh progres pengembangan dan utilisasi di sisi kapasitas produksi serta pertumbuhan jaringan distribusi yang grafiknya terus mengalami peningkatan. Sebagai informasi, hingga akhir Juni lalu, WMUU berhasil meraup penjualan neto sebesar Rp 1,30 triliun. Jumlah itu melejit 157,66% dibanding penjualan neto pada akhir Juni 2020 yang hanya Rp 508,39 miliar. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun ikut melesat hingga 181,28%, dari sebelumnya Rp 31,42 miliar di semester I-2020 naik menjadi Rp 88,38 miliar pada semester I-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari