Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga Membayangi Prospek Pasar Obligasi Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga global dan inflasi tinggi akan mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi memperkirakan, pasar obligasi Indonesia masih akan mengalami fluktuasi pada 2022 seiring dengan ancaman inflasi dan tren kenaikan suku bunga global.

"Meski demikian, kondisi ekonomi domestik yang terjaga akan menjadi katalis positif pasar obligasi," kata Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (29/6).


Baca Juga: Ini Sentimen yang Berpotensi Kerek Persepsi Risiko Investasi di Indonesia

Reza mengatakan, salah satu sentimen penekan pasar surat utang Indonesia adalah risiko ekonomi global seperti stagflasi ekonomi Amerika Serikat (AS). Ini yang membuat The Fed mengerek suku bunganya.

"Jika The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sekitar 50-75 basis poin di 4 pertemuan bulanan yang tersisa, maka imbal hasil obligasi AS atau US Treasury akan turut naik," ucap Reza.

Kenaikan imbal hasil US Treasury tersebut akan membuat selisihatau spread yield SBN dengan yield US Treasury menyempit.

Sementara, Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana melihat, pasarĀ  obligasi tahun ini masih positif. Namun ada risiko dari dalam negeri berupaka kenaikan inflasi.

"Sedangkan untuk risiko global bisa berasal dari bunga The Fed yang terus naik dan juga terjadi normalisasi kebijakan moneter dari berbagai negara," ujar Fikri.

Baca Juga: Asing Terus Cabut dari Pasar SUN, Apa Penyebabnya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat