JAKARTA. Kapitalisasi pasar alias market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia tumbuh paling mentereng di kawasan Asia. Berdasarkan data Bloomberg, kenaikan market cap indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai 27,50%. Memang dari sisi nilai, market cap IHSG masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kapitalisasi pasar saham China, Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan. Tapi di kawasan Asia Tenggara, nilai kapitalisasi pasar IHSG yang mencapai US$ 446,41 miliar hanya kalah dari bursa Singapura yang kapitalisasinya mencapai US$ 476,91 miliar. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pertumbuhan market cap ini beriringan dengan kenaikan indeks. "Dari awal tahun level IHSG berada 4.500, kalau dilihat hingga saat ini ada peningkatan 17%–18% dari awal tahun," kata Hans kepada KONTAN, Minggu (30/10).
Pertumbuhan kapitalisasi pasar BEI bisa lebih tinggi ketimbang pertumbuhan IHSG pada periode yang sama, karena jumlah saham membesar dari aksi korporasi penambahan saham seperti initial public offering (IPO) dan rights issue emiten. Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi peningkatan market cap. Pertama, kenaikan IHSG yang mencapai 18%. Kedua, penambahan saham baru yang memiliki kapitalisasi besar. "Peningkatan market cap akan sejalan dengan IHSG, tapi tahun ini banyak aksi korporasi dari perusahaan besar serta masuknya beberapa perusahaan baru yang IPO dengan market cap besar," kata Teguh . Teguh mencontohkan, IPO PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang memiliki market cap yang besar. Selain itu, banyak perusahaan besar sekaliber BUMN yang melakukan aksi korporasi seperti rights issue sehingga nilai dan jumlah saham turut mengerek kapitalisasi pasar bursa.