JAKARTA. Harga minyak WTI perlahan merangkak naik pasca terkoreksi setelah rapat OPEC berlangsung di Wina, Austria, Kamis (25/5) lalu. Mengutip Bloomberg, Jumat (26/5) harga minyak WTI kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange terbang 1,84% ke level US$ 49,80 per barel dibanding hari sebelumnya. Walau dalam sepekan terakhir harga sudah terkikis 1,05%. Lukman Leong, Research and Analyst PT Valbury Asia Futures menjelaskan, pasca koreksi yang cukup dalam wajar terjadi aksi bargain hunting yang berhasil memicu kenaikan harga minyak WTI untuk sementara. Memang sebelumnya harga minyak WTI sempat menembus ke area US$ 48,00 per barel. Itu dijadikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk mengambil keuntungan. “Karena sebenarnya hasil rapat OPEC juga tidak negatif hanya saja tidak memberikan efek memuaskan sehingga timbul kekecewaan di pasar,” tutur Lukman. Pada pertemuan OPEC kemarin, para produsen sepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari hingga akhir kuartal satu 2018 mendatang.
Kenaikan minyak WTI bisa berlanjut di awal pekan
JAKARTA. Harga minyak WTI perlahan merangkak naik pasca terkoreksi setelah rapat OPEC berlangsung di Wina, Austria, Kamis (25/5) lalu. Mengutip Bloomberg, Jumat (26/5) harga minyak WTI kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange terbang 1,84% ke level US$ 49,80 per barel dibanding hari sebelumnya. Walau dalam sepekan terakhir harga sudah terkikis 1,05%. Lukman Leong, Research and Analyst PT Valbury Asia Futures menjelaskan, pasca koreksi yang cukup dalam wajar terjadi aksi bargain hunting yang berhasil memicu kenaikan harga minyak WTI untuk sementara. Memang sebelumnya harga minyak WTI sempat menembus ke area US$ 48,00 per barel. Itu dijadikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk mengambil keuntungan. “Karena sebenarnya hasil rapat OPEC juga tidak negatif hanya saja tidak memberikan efek memuaskan sehingga timbul kekecewaan di pasar,” tutur Lukman. Pada pertemuan OPEC kemarin, para produsen sepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari hingga akhir kuartal satu 2018 mendatang.