KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah perbankan memperkirakan, permintaan kredit kendaraan bermotor (KKB) kemungkinan akan terdampak terkait dengan rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada 2025. Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga menilai, kenaikan PPN 12% akan berdampak pada permintaan KKB karena harga kendaraan akan lebih mahal dan di sisi lain dengan kenaikan PPN tentu akan membuat pengeluaran masyarakat jadi lebih tinggi, sehingga daya beli dapat lebih menurun.
Baca Juga: Metropolitan Land Sebut Kenaikan PPN jadi 12% Turunkan Minat Pembelian Properti "Yang perlu dilakukan oleh bank yaitu dengan lebih efisien sehingga bunga KKB dapat lebih rendah lagi," kata Trioksa kepada kontan.co.id, Senin (25/11). Adapun di semester kedua ini, Trioksa melihat perkembangan KKB agak tertahan dengan penurunan daya beli, sehingga keinginan masyarakat untuk membeli atau melakukan investasi juga tertahan. "Tren sampai akhir tahun juga diprediksi masih tetap sama," ucapnya. Adapun, SVP Consumer Loans Bank Mandiri Dessy Wahyuni mengatakan, PPN 12% pada tahun depan diperkirakan akan memberikan sedikit dampak terhadap minat pembiayaan kendaraan. "Namun demikian, Bank Mandiri telah menyiapkan langkah antisipasi seperti menyediakan program pembiayaan dengan tenor yang lebih panjang sampai dengan 7 tahun dan memberikan bunga yang lebih kompetitif agar tetap menarik bagi konsumen," ungkap Dessy. Sementara hingga saat ini, kredit kendaraan di Bank Mandiri mengalami pertumbuhan signifikan. Sampai dengan Oktober 2024 Mandiri KKB tumbuh positif sebesar 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan realisasi penyaluran kredit kendaraan mencapai hampir Rp 9 triliun. Dessy menjelaskan, pertumbuhan KKB dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dari segmen konsumen serta pemulihan ekonomi pasca pandemi. Faktor pendorong lainnya adalah naiknya minat masyarakat terhadap
electronic vehicle yang tentunya didukung oleh program insentif pajak kendaraan khusus untuk kendaraan berwawasan lingkungan. Sejalan dengan itu, tren kualitas kredit relatif stabil dengan NPL (Non-Performing Loan) berada pada level 0,6%. Hal ini disebut Dessy didukung oleh penanganan risiko kredit yang efektif dan seleksi kredit yang ketat. "Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit kendaraan hingga akhir tahun ini mencapai lebih dari Rp 9 triliun, dan pada tahun depan diproyeksikan akan tumbuh
double digit," tambahnya. Dalam menggenjot KKB, Bank Mandiri akan memperkuat kerja sama dengan dealer kendaraan dan memberikan berbagai program pembiayaan yang fleksibel sesuai kebutuhan konsumen. Selain itu, Bank juga akan memanfaatkan platform digital untuk mempermudah proses pengajuan kredit kendaraan secara online dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Jadi PPN 12%, The Prakarsa Sebut Kenaikan PPN 2022 Saja Tak Berhasil Tak berbeda, Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk menilai, kenaikan PPN berpotensi memengaruhi kenaikan harga kendaraan dan kemungkinan berdampak juga kepada jumlah masyarakat yang mengambil KKB maupun kualitas kredit KKB di Danamon. "Perlu diperhatikan juga bahwa minat masyarakat akan kendaraan bermotor tidak hanya bergantung pada kenaikan PPN. Hal-hal lain seperti suku bunga yang kompetitif, kemudahan memperoleh pembiayaan, dan lain-lain, juga berpengaruh," ucap Ivan. Oleh karena itu, kata Ivan Danamon tentunya akan mendukung kebijakan pemerintah yang akan diterapkan termasuk inisiatif penambahan PPN menjadi 12%. Danamon juga tetap akan terus memantau tren pasar dan preferensi nasabah untuk memberikan penawaran yang menarik dan kompetitif bagi masyarakat. Adapun per Oktober 2024, KPM Prima telah mencatat kenaikan penjualan sebesar lebih dari 70%, dan volume
disbursement telah mencapai lebih dari Rp 1 triliun, naik lebih dari 60% dibandingkan tahun sebelumnya. Ivan menyebut, tren kinerja positif KPM Prima ini merupakan buah dari strategi yang pihaknya terapkan demi meningkatkan penetrasi pasar kredit kendaraan bermotor, utamanya melalui pendekatan berbasis ekosistem untuk mendapatkan
engaged customer melalui kemitraan strategis dengan MUFG dan Adira Finance. Selain itu, upaya untuk memperdalam keterlibatan nasabah dengan menghubungkan produk dan layanan Perbankan Konsumen dengan siklus hidup nasabah, misalnya otomotif.
Baca Juga: Kembalikan Tarif PPh Badan Jadi 25% Dinilai Jadi Solusi di Tengah Kisruh PPN 12% Sejalan dengan itu, Danamon bersama Adira Finance tetap mampu untuk menjaga tingkat kualitas kredit kendaraan di level yang sehat. Hal ini tercermin dari rasio Non-Performing Loan bruto Danamon secara keseluruhan, yang membaik sebesar 30 bps menjadi 2,0%, dan diikuti juga dengan membaiknya Rasio Cakupan Non-Performing Loan menjadi 272,3%, naik dari 252,7% pada tahun sebelumnya. Ivan menuturkan, hal ini karena Danamon selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian melalui penerapan manajemen risiko yang disiplin dengan menitikberatkan pada penyaluran kredit pada nasabah-nasabah yang memiliki rekam jejak yang baik. "Danamon tentunya akan berupaya untuk tetap menjaga tingkat NPL berada di tingkat yang sehat sesuai dengan ketentuan dari OJK, sejalan dengan strategi kami untuk meraih profitabilitas yang berkelanjutan," imbuhnya. Dalam menggenjot KKB, Danamon bersama grup perusahaannya akan terus berinovasi dan berkolaborasi guna memastikan kami tetap memberikan nilai tambah bagi nasabah dan mendukung pertumbuhan industri kendaraan bermotor di Indonesia. Sementara EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, terkait wacana kenaikan PPN, pihaknya akan mencermati dan mengkaji dampak kebijakan tersebut. "Kami akan menyiapkan strategi yang tepat untuk senantiasa memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat," kata Hera.
Baca Juga: PPN 12% akan Berlaku Tahun Depan, Begini Tanggapan Intiland Development (DILD) Adapun, per September 2024 kredit KKB di BCA naik 17,9% YoY menjadi Rp 64,1 triliun. Pencapaian ini turut mendorong total portofolio kredit konsumer BCA naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun. "Kami optimistis penyaluran kredit konsumer, termasuk KKB, akan terus tumbuh ke depannya. BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen," ucapnya. Dalam menggenjot KKB, BCA terus berinovasi dalam pengembangan platform digital kreditkerenbanget.com guna memastikan nasabah dapat menikmati layanan pembiayaan yang lebih mudah dan efisien.
"Selain itu, kami memperkuat kerja sama strategis dengan berbagai mitra untuk memperluas jaringan dan jangkauan kami di pasar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .