JAKARTA. Prospek harga aluminium bisa terancam lagi. Sebab, produsen di China berencana kembali membuka smelter yang sebelumnya telah ditutup. Mengutip Bloomberg, Jumat (8/4), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange ditutup naik 1,09% ke level US$ 1.520 per metrik ton. Sementara dalam sepekan terakhir, aluminium tergerus 1,04%. Harga aluminium mencatat penguatan pada akhir pekan lalu setelah tertekan selama tiga hari berturut-turut. Tekanan harga aluminium disebabkan oleh rencana produsen China yang akan kembali membuka smelter.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, China mengaktifkan kembali smelternya karena melihat akan ada pemulihan permintaan. Sebelumnya, China menutup sebagian smelter aluminium guna mengurangi angka produksi di saat harga sedang turun. Kini, setelah harga kembali naik, China berencana meningkatkan produksi aluminium. China Hongqiao sebagai produsen aluminium terbesar dengan kapasitas produksi 5,2 juta ton pada 2015 berencana meningkatkan kapasitas menjadi 6 juta ton tahun ini.