JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating rupanya bisa memicu persoalan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo bilang kenaikan peringkat itu berisiko mengundang aliran dana asing makin deras.Agus mengatakan, arus dana asing yang masuk ke emerging market sepanjang tahun 2011 diperkirakan mencapai US$ 800 miliar. "Sekarang itu kita perkirakan akan mencapai US$ 800 miliar, jadi dana asing akan terus meningkat," kata Agus di kantornya, Jumat (25/2).Sayang, Agus mengaku belum bisa menjelaskan berapa besar arus dana asing yang bakal masuk ke Indonesia tahun ini. "Saya nggak update jumlahnya, yang saya masih monitor adalah yang tingkat globalnya," katanya.Agus menjamin pemerintah tetap mewaspadai masuknya arus dana asing. Sehingga, saat terjadi sudden reversal atau arus dana asing mendadak cabut, pemerintah sudah siap.Menurutnya, sikap waspada itu penting lantaran mayoritas dana asing itu mengalir ke instrumen portofolio yang bisa keluar kapan saja. "Idealnya kan dia masuk ke investasi dalam bentuk foreign direct investment," jelas mantan Direktur Utama Bank mandiri itu.Meskipun berisiko, Agus menilai kenaikan peringkat utang itu merupakan selangkah lagi bagi Indonesia menuju investment grade. Agus menjelaskan, jika masuk ke investment grade maka Indonesia bisa menegosiasikan jangka waktu utang dengan bunga yang lebih rendah.Alhasil, pemerintah bisa berhemat. Selain itu investment grade bisa mendorong makin banyak investor menanamkan modalnya ke Indonesia. "Jadi kita harapkan sektor riil Indonesia semakin bergerak," tuturnya.Sebagai informasi, lembaga rating internasional, Fitch Ratings, menaikkan outlook peringkat utang (sovereign rating) Indonesia yang semula BB+/stable menjadi BB+ positif.Kenaikan peringkat itu menunjukkan kepercayaan lembaga rating terhadap kredibilitas, serta kemampuan otoritas perekonomian tanah air dalam mengatasi berbagai tantangan yang tengah dihadapi, termasuk peningkatan tekanan inflasi serta besarnya arus dana asing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan rating picu risiko derasnya arus dana asing ke Indonesia
JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating rupanya bisa memicu persoalan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo bilang kenaikan peringkat itu berisiko mengundang aliran dana asing makin deras.Agus mengatakan, arus dana asing yang masuk ke emerging market sepanjang tahun 2011 diperkirakan mencapai US$ 800 miliar. "Sekarang itu kita perkirakan akan mencapai US$ 800 miliar, jadi dana asing akan terus meningkat," kata Agus di kantornya, Jumat (25/2).Sayang, Agus mengaku belum bisa menjelaskan berapa besar arus dana asing yang bakal masuk ke Indonesia tahun ini. "Saya nggak update jumlahnya, yang saya masih monitor adalah yang tingkat globalnya," katanya.Agus menjamin pemerintah tetap mewaspadai masuknya arus dana asing. Sehingga, saat terjadi sudden reversal atau arus dana asing mendadak cabut, pemerintah sudah siap.Menurutnya, sikap waspada itu penting lantaran mayoritas dana asing itu mengalir ke instrumen portofolio yang bisa keluar kapan saja. "Idealnya kan dia masuk ke investasi dalam bentuk foreign direct investment," jelas mantan Direktur Utama Bank mandiri itu.Meskipun berisiko, Agus menilai kenaikan peringkat utang itu merupakan selangkah lagi bagi Indonesia menuju investment grade. Agus menjelaskan, jika masuk ke investment grade maka Indonesia bisa menegosiasikan jangka waktu utang dengan bunga yang lebih rendah.Alhasil, pemerintah bisa berhemat. Selain itu investment grade bisa mendorong makin banyak investor menanamkan modalnya ke Indonesia. "Jadi kita harapkan sektor riil Indonesia semakin bergerak," tuturnya.Sebagai informasi, lembaga rating internasional, Fitch Ratings, menaikkan outlook peringkat utang (sovereign rating) Indonesia yang semula BB+/stable menjadi BB+ positif.Kenaikan peringkat itu menunjukkan kepercayaan lembaga rating terhadap kredibilitas, serta kemampuan otoritas perekonomian tanah air dalam mengatasi berbagai tantangan yang tengah dihadapi, termasuk peningkatan tekanan inflasi serta besarnya arus dana asing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News