KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyetujui penetapan kenaikan tarif royalti batubara bagi perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP). Tarif royalti yang ditetapkan pemerintah dalam aturan baru tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan regulasi sebelumnya. Pada aturan sebelumnya tarif royalti maksimal 7%, sementara pada aturan baru naik menjadi 13,5%. Tak pelak, analis menilai kenaikan royalti ini bakal berdampak pada emiten tambang batubara, khususnya pemegang IUP. Salah satu emiten pemegang IUP adalah PT Bukit Asam Tbk (
PTBA).
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan mengatakan, berdasarkan kalkulasi yang dia lakukan, kenaikan royalti bisa memberikan tekanan sebesar 14% terhadap laba PTBA di tahun 2023. Perkiraan ini dengan asumsi semua faktor sama, selain tingkat royalti.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Properti di Tengah Kenaikan Suku Bunga Acuan “Tetapi, karena adanya kenaikan harga batubara yang signifikan, kami tetap melihat pertumbuhan laba yang signifikan, meskipun terjadi kenaikan royalti,” terang Andreas kepada Kontan.co.id, Kamis (25/8) Senada, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya dan Nicholas Kevin Mulyono mengatakan, PTBA sebagai pemegang IUP untuk seluruh konsesi batubaranya, akan dikenakan pajak royalti baru mulai 15 September 2022. Penerapan pajak royalti baru ini diestimasikan akan menggerus laba bersih PTBA sebesar masing-masing 3% di 2022 dan 11% di 2023 Meski demikian, Edward dan Nicholas meyakini, kinerja PTBA di kuartal kedua masih akan positif. Produksi batubara PTBA di periode Mei dan Juni 2022 diperkirakan membaik, setelah sebelumnya kinerja operasional pada kuartal pertama dan produksi di April 2022 melambat. Mempertimbangkan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) dan tingkat produksi batubara, disertai nisbah kupas yang lebih rendah, laba bersih PTBA diekspektasikan naik 50% secara kuartalan pada kuartal kedua 2022 menjadi Rp 3,4 triliun.
Baca Juga: Prospek Positif, Cek Rekomendasi saham Sumber Alfaria (AMRT) Sehingga, laba bersih PTBA di paruh pertama 2022 diestimasikan menjadi Rp 5,7 triliun atau mencerminkan 47% dari estimasi yang dipasang Korea Investment and Sekuritas Indonesia.
Edward dan Nicholas mempertahankan rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 4.570 per saham. Target harga ini menyiratkan
price to earnings (PE) 4,4 kali dan estimasi
dividend yield sebesar 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi