KUALA LUMPUR. Stok cadangan crude palm oil di Malaysia rupanya tidak sebesar yang diprediksi sebelumnya. Berdasarkan data yang dirilis Palm Oil Board, cadangan CPO Malaysia naik 1,1% ke level tertinggi sepanjang sejarah menjadi 2,51 juta metrik ton pada Oktober dibanding bulan sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah ketimbang estimasi hasil survei Bloomberg sebesar 2,7 juta ton. Data yang sama juga menunjukkan, tingkat produksi CPO turun 3,3% menjadi 1,94 juta ton. Sedangkan jumlah ekspor naik 16% menjadi 1,76 juta ton. Pada pukul 15.00 waktu Kuala Lumpur, harga kontrak CPO sempat tergerus hingga ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Menurut Dorab Mistry, Director Godrej International Ltd pada 8 November lalu, harga CPO harus diturunkan ke level 2.200 ringgit per ton untuk menarik pembeli dan menurunkan angka cadangan CPO. "Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menurunkan cadangan CPO. Dengan kenaikan ekspor dan penurunan dalam produksi, kita akan melihat cadangan CPO akan kembali turun pada November, Desember," jelas Hoe Lee Leng, analis RHB Capital Bhd. Catatan saja, siang tadi harga kontrak CPO untuk pengantaran Januari turun sebesar 4,2% menjadi 2.220 ringgit (US$ 725) di Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level terendah untuk kontrak yang paling aktif diperdagangkan sejak November 2009 lalu. Pada pukul 15.37 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi 2.295 ringgit. Sepanjang pekan lalu, harga kontrak CPO anjlok 7,2%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak periode lima hari yang berakhir 28 September lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan stok CPO Malaysia hanya 1,1%
KUALA LUMPUR. Stok cadangan crude palm oil di Malaysia rupanya tidak sebesar yang diprediksi sebelumnya. Berdasarkan data yang dirilis Palm Oil Board, cadangan CPO Malaysia naik 1,1% ke level tertinggi sepanjang sejarah menjadi 2,51 juta metrik ton pada Oktober dibanding bulan sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah ketimbang estimasi hasil survei Bloomberg sebesar 2,7 juta ton. Data yang sama juga menunjukkan, tingkat produksi CPO turun 3,3% menjadi 1,94 juta ton. Sedangkan jumlah ekspor naik 16% menjadi 1,76 juta ton. Pada pukul 15.00 waktu Kuala Lumpur, harga kontrak CPO sempat tergerus hingga ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Menurut Dorab Mistry, Director Godrej International Ltd pada 8 November lalu, harga CPO harus diturunkan ke level 2.200 ringgit per ton untuk menarik pembeli dan menurunkan angka cadangan CPO. "Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menurunkan cadangan CPO. Dengan kenaikan ekspor dan penurunan dalam produksi, kita akan melihat cadangan CPO akan kembali turun pada November, Desember," jelas Hoe Lee Leng, analis RHB Capital Bhd. Catatan saja, siang tadi harga kontrak CPO untuk pengantaran Januari turun sebesar 4,2% menjadi 2.220 ringgit (US$ 725) di Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level terendah untuk kontrak yang paling aktif diperdagangkan sejak November 2009 lalu. Pada pukul 15.37 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi 2.295 ringgit. Sepanjang pekan lalu, harga kontrak CPO anjlok 7,2%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak periode lima hari yang berakhir 28 September lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News