Kenaikan suku bunga acuan jadi harapan penguatan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa kesempatan, Bank Indonesia (BI) telah mengisyarat untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Di tengah kondisi pelemahan rupiah yang semakin dalam, langkah ini dinilai akan mampu menstabilisasi nilai tukar dan menarik kembali minat investor terhadap pasar keuangan Indonesia.

Seperti yang diketahui, nilai tukar rupiah masih terpuruk di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan, rupiah juga melemah terhadap sejumlah mata uang asing lainnya seperti euro, yen, dan dollar Singapura sepanjang tahun ini.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, menilai, saat ini kenaikan suku bunga merupakan pilihan yang paling memungkinkan bagi Bank Indonesia. Pasalnya, pelemahan rupiah yang lebih dalam bisa mengancam tingkat inflasi.


"Apalagi, sebentar lagi lebaran dan harga minyak sedang sangat tinggi, bisa-bisa inflasi tidak terkendali," ujar Andri, Jumat (11/5)

Senada, Reny Eka Putri juga berpendapat, naiknya suku bunga acuan bisa mengembalikan daya tarik investor untuk kembali masuk ke pasar keuangan dalam negeri.

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan juga diperlukan untuk mengantisipasi pelemahan rupiah yang lebih parah jika nanti Bank Sentral AS memutuskan mengerek suku bunga di bulan Juni, yang diiringi dengan naiknya yield US Treasury juga.

"Belum bisa dipastikan kapan, tapi prediksi saya Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga satu kali sebesar 25 bsp sebelum akhir kuartal kedua ini," tutur analis Pasar Uang Bank Mandiri ini, Jumat (11/5).

Reny memproyeksi, akhir kuartal kedua nanti, nilai tukar rupiah berpotensi menguat. Selain katalis positif dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, ia juga meyakini, sentimen kenaikan suku bunga The Fed di bulan Juni akan cenderung mengalami priced-in di pasar.

Ia memprediksi nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp 13.820 - Rp 13.880 per dollar AS.

Begitu pula dengan Andri, ia memproyeksi rupiah masih mampu berbalik menguat di akhir kuartal-II 2018 nanti. "Apalagi, jika kondisi ekonomi domestik tetap stabil dan suku bunga The Fed naik hanya tiga kali tahun ini," pungkasnya.

Andri menebak, rupiah bisa menutup kuartal kedua dengan kembali dalam rentang Rp 13.700 - Rp 13.800 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto