Kenaikan Suku Bunga BI Diharapkan Picu Dana Asing Kembali ke Pasar Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intervensi Bank Indonesia (BI) dengan meningkatkan suku bunga acuan di bulan April 2024 diharapkan dapat mendorong masuk aliran dana asing.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan, arus keluar modal yang terjadi belakangan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal.

Ia melihat, asing masih melepas kepemilikan aset mereka di negara-negara berkembang seiring dengan suku bunga acuan Amerka Serikat (AS) yang masih dijaga tinggi dan diperkirakan akan dipertahankan di level saat ini setidaknya hingga pertengahan semester kedua mendatang.


"Inflasi AS yang masih kaku untuk diturunkan dan pasar tenaga kerja masih terbilang ketat, sehingga capital outflow dari negara berkembang masih terus terjadi, termasuk dari Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/5).

Periode 24 April 2024 hingga 3 Mei 2024, terjadi aksi jual asing sebesar Rp 1,77 triliun. Capital flight menuju negara maju masih terjadi seiring dengan kondisi perekonomian global sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya.

Baca Juga: Intervensi BI Atas Rupiah Menurunkan CDS Indonesia

Meskipun demikian, Darto melihat investor dalam negeri yang solid bisa menopang stabilitas pasar keuangan, terutama pasar surat utang di dalam negeri. Kenaikan suku bunga mendorong beberapa investor untuk memburu kesempatan mendapatkan yield yang lebih tinggi.

"Investor dalam negeri memanfaatkan harga yang terdiskon akibat arus keluar modal asing," sebutnya.

Asuransi dan Dana Pensiun menjadi yang teraktif dengan membukukan beli bersih sebesar Rp 15,03 triliun selama 24 April hingga 3 Mei 2024. Berikutnya adalah institusi perbankan dengan nominal beli bersih sebesar Rp 12,14 triliun.

Namun begitu, ia berharap dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang baik diharapkan bisa menjadi penopang dan katalis positif untuk investor asing kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia.

Ini melihat realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 sebesar 5,11%, atau pertumbuhan kuartal I yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Lalu, peringkat sovereign yang terus bisa dijaga dalam investment grade, surplus neraca perdagangan yang sudah kembali rebound pasca menipis di bulan Februari, dan inflasi yang terus bisa dijaga rendah dan berada dalam rentang target.

"Kemudian upaya otoritas terkait dalam menjaga stabilitas nilai tukar juga diharapkan bisa menjadi faktor penarik bagi modal asing untuk masuk kembali," jelasnya.

Baca Juga: Dana Perbankan yang Parkir di SBN Meningkat

Ia mencermati, sejak kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan 24 April lalu, BI menyebutkan bahwa terjadi aliran masuk modal asing ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 19,77 triliun.

Selain itu, arus modal masuk juga masih terjadi pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 8,1 triliun sepanjang pekan pertama dan kedua Mei 2024, meskipun pada periode yang sama terjadi aksi jual bersih asing di pasar saham sebesar Rp5,03 triliun.

"Namun secara bersih sepanjang pekan pertama dan kedua terjadi arus masuk modal asing sebesar Rp 22,84 triliun. Kami mengharapkan kinerja yang baik ini bisa terus berlanjut di periode-periode selanjutnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari