Kenaikan Suku Bunga Jadi Biang Kerok IHSG Parkir Di Zona Merah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Jumat (23/12). IHSG ditutup melemah 0,35% atau 23,76 poin ke 6.800,67 pada hari ini. Dalam sepekan, IHSG turun 0,17%.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, pelemahan IHSG selama sepekan ini didorong dari kebijakan moneter. Sebabnya, pekan ini Bank Indonesia (BI) kembali meningkatkan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi level 5,5%.

Kenaikan suku bunga acuan ini merupakan yang kelima kalinya dilakukan BI sejak Agustus 2022. Secara total, kenaikan BI rate telah mencapai 2% dalam lima bulan terakhir.


"Peningkatan suku bunga acuan berpotensi menurunkan pertumbuhan kredit yang bisa menjadi concern pelaku pasar akan efeknya terhadap ekspansi usaha serta konsumsi masyarakat dan dapat berimbas terhadap pertumbuhan kinerja emiten ke depan," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (23/12).

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.800 Hari Ini (23/12), Net Sell Asing Mencapai Rp 775 Miliar

Sepekan ini, nilai transaksi di pasar reguler berada di bawah angka Rp 10 triliun secara harian. "Terlihat dari terbentuknya candle-candle yang pendek, menggambarkan pasar yang masih wait and see dan belum cukup berani untuk melakukan aksi beli pasca tekanan pada IHSG sebelumnya," imbuh Ivan.

Ivan melihat kenaikan suku bunga ini tampaknya telah diantisipasi investor asing dengan mengurangi posisi dan menunggu kepastian. Sepekan ini, asing mencatatkan net sell di pasar reguler sebesar Rp 988,35 miliar.

Senada, analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan bahwa sentimen yang menekan pergerakan IHSG sepanjang pekan ini utamanya berasal dari pengumuman Federal Reserve mengenai kenaikan suku bunga acuan. Sebab, tahun depan The Fed diperkirakan masih akan lebih agresif dan diperkirakan tidak akan memperlambat kenaikan suku bunga hingga 2024.

Baca Juga: IHSG Turun 0,35% ke 6.800 Hingga Tutup Pasar Jumat (23/12)

Menurut Rio, kenaikan suku bunga memicu kembali kekhawatiran bagi pelaku pasar akan resesi ekonomi yang akan terjadi di AS tahun depan. "Selain itu, kenaikan suku bunga ini juga mempengaruhi pelemahan harga komoditas minyak di sepanjang pekan ini," imbuh dia.

Untuk pekan depan, Rio melihat sinyal kuat window dressing belum terlihat. Volume transaksi yang cenderung turun di akhir pekan ini mengindikasikan potensi konsolidasi di pekan terakhir Desember 2022.

Meski demikian, potensi rebound IHSG ke kisaran 6.900-6.950 masih terbuka. "Terlebih jika kecenderungan net buy investor asing berlanjut pada pekan depan," kata Rii.

Ivan pun meramalkan nilai transaksi akan relatif rendah di pekan terakhir 2022. Dia pun memprediksi, IHSG akan bergerak dengan support di 6.750 dan resistance pada level 6.866.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati