Kenaikan Suku Bunga The Fed Bisa Kerek Yield SBN, Ini Strategi Pembiayaan Pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed perlu diwaspadai. Pasalnya, normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS ini bisa berdampak ke pasar keuangan dalam negeri.

Sri Mulyani mengungkapkan, kenaikan bunga acuan The Fed akan menekan pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Tetap perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund," jelasnya alam paparan APBN KiTa, Rabu (27/7). 


Baca Juga: Simak Prediksi Kurs Rupiah Untuk Jumat (29/7)

Peningkatan suku bunga kebijakan moneter bank sentral AS ini akan mengerek imbal hasil surat utang pemerintah AS atau US Treasury. Mau tak mau, imbal hasil surat berharga negara (SBN) juga ikut naik. 

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani bilang, Kemenkeu akan terus memantau kondisi pasar dan melakukan penyesuaian strategi pembiayaan yang tepat. 

Ia pun sudah menyusun beberapa penyesuaian strategi pembiayaan melalui utang di tahun 2022. 

Baca Juga: Ekonom: Belum Ada Kekhawatiran Lonjakan Bunga Utang, Meski The Fed Kerek Suku Bunga

Hal ini dengan mengoptimalkan SBN domestik, salah satunya pelaksanaan sinergi dengan Bank Indonesia (BI) lewat skema burden sharing. 

Dalam hal ini, BI sudah membantu pemerintah membeli SBN lewat surat keputusan bersama (SKB) III yang hingga bulan Juli 2022 sudah mencapai Rp 21,87 triliun. 

Pemerintah juga akan menyesuaikan target lelang SBN, penyesuaian target SBN valas dengan mempertimbangkan kondisi dinamika pasar keuangan, target SBN ritel yang tetap tinggi sambil terus meningkatkan partisipasi investor domestik, serta fleksibilitas pinjaman program dengan mempertimbangkan kondisi kas dan penyiapan buffer 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi