Kenaikan tarif angkutan udara mengerek inflasi November 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi November 2018 tercatat sebesar 0,27% month on month (mom) dan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 3,23%. Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga tarif angkutan udara, bawang merah, beras, kenaikan upah tukang bukan mandor dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi.

"Kenaikan tarif angkutan udara andilnya 0,05%," ungkap Suhariyanto, Kepala BPS saat konferensi pers, Senin (3/12).

Kenaikan tarif angkutan udara dipengaruhi oleh faktor akhir tahun. Permintaan tiket pesawat semakin tinggi karena menjelang liburan dan adanya permintaan antar departemen, salah satunya di pemerintah daerah (Pemda).


Kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 43 kota, dengan kenaikan paling tajam di Indonesia bagian timur yaitu Ambon, Ternate dan Sorong.

Selain itu dalam kelompok transportasi, komunikasi dan angkutan, kenaikan harga bensin non subsidi memberikan andil 0,02%. Sedangkan pulsa untuk paket internet sebesar 0,01%.

Sedangkan kenaikan harga bawang merah memberikan andil sebesar 0,04% yang dipengaruhi oleh cuaca. Kenaikan harga bawang merah terjadi di 74 kota termasuk Banda Aceh dan Cirebon. Kemudian kenaikan harga beras memberikan andil 0,03%.

"kenaikan harga beras masih terkendali, naik tipis. Kita tahu bobot beras tinggi sehingga meskipun kenaikannya tipis andilnya besar," jelas Suhariyanto.

Sedangkan kelompok perumahan mengalami inflasi 0,25% dengan andil 0,06%. Komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu kenaikan upah tukang bukan mandor sebesar 0,02%, kemudian peningkatan bahan bangunan seperti besi beton dan cat tembok,dan tarif sewa rumah masing-masing 0,01%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi