Kenaikan tembaga dibayangi koreksi



JAKARTA. Dukungan fundamental yang kinclong berhasil membawa harga tembaga menutup pekan dengan kenaikan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/4) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melambung 0,75% ke level US$ 5.735 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini sudah terbang 1,99% dalam sepekan terakhir.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengungkapkan saat ini beberapa katalis positif memang berhasil menyuntikkan tenaga bagi harga tembaga. Mulai dari sisi pasokan yang dicatat tergerus sejak adanya gangguan pasokan di Cili dan Indonesia.


Imbasnya, Rio Tinto salah satu produsen tembaga terbesar, memangkas proyeksi produksi tembaga di Escondida, Cili di kuartal dua 2017 menjadi 500.000 – 550.000 ton dibanding proyeksi sebelumnya yang mencapai 655.000 ton.

Tidak hanya itu, BHP Billiton Ltd juga memangkas proyeksi produksi tembaga mereka di 2017 sebesar 18%. “Saat ada bayang mengempisnya pasokan maka harga jelas akan mendapat angin segar untuk naik,” papar Andri.

Hal ini sejalan dengan masih terkoreksinya dollar AS hingga penutupan perdagangan pasar sebesar 0,03% ke level 99,05 dibanding hari sebelumnya.

Penyebab utama koreksi USD terjadi karena pasar masih menanti kepastian dari hasil rapat anggaran AS yang berlangsung di akhir pekan. Namun dengan tidak terjadinya shut down pada pemerintahan AS setelah disetujuinya pembiayaan jangka pendek bagi pemerintahan Trump oleh parlemen, maka bukan tidak mungkin tenaga USD siap kembali di awal pekan.

“Hasilnya cukup memuaskan pasar, bisa saja awal bulan tembaga dibayangi koreksi terbatas,” tebak Andri. Apalagi di saat yang bersamaan, angka impor tembaga China kuartal satu 2017 dicatat turun sebesar 28% dibanding kuartal satu 2016 lalu. Dengan kekhawatiran perlambatan permintaan dari China ini tentu harga tembaga bisa ikut ditarik turun.

“Jadi masih ada tarik menarik sentimen di pasar global yang mempengaruhi harga tembaga sehingga jika terjadi kenaikan ataupun penurunan rentangnya akan sempit,” tambah Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia