Kenali 6 Asupan Vitamin dan Mineral untuk Ibu Hamil dan Bayi yang Wajib Dipenuhi



Asupan Vitamin Ibu Hamil - JAKARTA. Pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral cukup penting untuk ibu hamil. Tentu Anda perlu mengenali apa saja nutrisi vitamin dan mineral yang wajib dikonsumsi selama kehamilan.

Di masa kehamilan, kebutuhan gizi meningkat, dan sebagian besar nutrisi ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari.

Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan suplemen vitamin dan mineral untuk memastikan asupan yang cukup.


Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi selama kehamilan untuk memastikan Anda memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan dan menghindari kekurangan atau kelebihan nutrisi.

Baca Juga: Cara Menjaga Kulit Tetap Sehat saat Masuk Masa Lansia, Bisa Diterapkan dari Sekarang

Vitamin dan mineral untuk Ibu Hamil

Dengan konsumsi makanan seimbang dan beragam, bersama dengan suplemen apabila dianjurkan, bisa menjaga kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Anda perlu menemukan asupan nutrisi penting seperti vitamin dan mineral yang dilansir dari Healthline.

1. Asam Folat

Folat adalah vitamin B yang memainkan peran integral dalam sintesis DNA, produksi sel darah merah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin.

Dianjurkan untuk konsumsi setidaknya 600 mikrogram (mcg) folat atau asam folat per hari untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf dan kelainan bawaan seperti langit-langit mulut sumbing dan cacat jantung.

Anda bisa mendapatkan Asam Folat dari konsumsi buah Alpukat yang mudah ditemui.

Melansir dari Healthline, 5 penelitian melibatkan 6.105 wanita di Amerka Serikat ungkap konsumsi suplemen asam folat setiap hari dikaitkan dengan penurunan risiko cacat tabung saraf.

Meskipun folat yang cukup dapat diperoleh melalui makanan, banyak wanita tidak cukup mengonsumsi makanan kaya folat, sehingga suplementasi diperlukan. Selain itu, semua wanita usia subur mengonsumsi setidaknya 400 mcg folat atau asam folat per hari.

2. Zat Besi

Kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan selama kehamilan, karena volume darah ibu meningkat sekitar 45 persen. Zat besi sangat penting untuk transportasi oksigen dan pertumbuhan serta perkembangan bayi dan plasenta yang sehat.

Anemia selama kehamilan telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, depresi ibu, dan anemia pada bayi. Apabila kekurangan zat besi atau anemia, Anda memerlukan dosis zat besi yang lebih tinggi, yang dikelola oleh dokter.

Saat Anda tidak kekurangan zat besi, Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari asupan zat besi yang disarankan. Hal tersebut bisa mengakibatkan termasuk sembelit, muntah, dan kadar hemoglobin tinggi yang tidak normal.

3. Vitamin D

Vitamin yang larut dalam lemak ini penting untuk fungsi kekebalan tubuh, kesehatan tulang, dan pembelahan sel. Kekurangan vitamin D selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko operasi caesar, preeklampsia, kelahiran prematur, dan diabetes gestasional.

Asupan vitamin D yang dianjurkan saat ini selama kehamilan adalah 600 IU atau 15 mcg per hari. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa kebutuhan vitamin D selama kehamilan jauh lebih tinggi.

Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai pemeriksaan kekurangan vitamin D dan suplementasi yang tepat. Anda bisa konsumsi susu khusus ibu hamil yang aman sesuai dengan kebutuhan.

4. Magnesium

Magnesium adalah mineral yang terlibat dalam ratusan reaksi kimia dalam tubuh Anda. Ini memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan, otot, dan saraf.

Kekurangan mineral ini selama kehamilan dapat meningkatkan risiko hipertensi kronis dan persalinan prematur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi magnesium dapat mengurangi risiko komplikasi seperti hambatan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur.

5. Jahe

Akar jahe umumnya digunakan sebagai bumbu dan suplemen herbal. Dalam bentuk suplemen, Anda mungkin pernah mendengarnya digunakan untuk mengobati mual yang disebabkan oleh mabuk perjalanan, kehamilan, atau kemoterapi.

Tinjauan terhadap empat penelitian menunjukkan bahwa jahe aman dan efektif untuk mengobati mual dan muntah akibat kehamilan. Mual dan muntah sering terjadi selama kehamilan, hingga 80 persen wanita mengalaminya pada trimester pertama kehamilan.

Meskipun jahe dapat membantu mengurangi komplikasi kehamilan yang tidak menyenangkan ini, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengidentifikasi dosis maksimum yang aman. 

6. Minyak ikan

Minyak ikan mengandung docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA), dua asam lemak esensial yang penting untuk perkembangan otak bayi.

DHA dan EPA untuk ibu hamil dapat meningkatkan perkembangan otak pasca kehamilan pada bayi dan mengurangi depresi ibu, meskipun penelitian tentang topik ini belum meyakinkan.

Meskipun penelitian observasional menunjukkan peningkatan fungsi kognitif pada anak-anak dari wanita yang diberi suplemen minyak ikan selama kehamilan, beberapa penelitian terkontrol gagal menunjukkan manfaat yang konsisten.

Penelitian 2010 melibatkan 2.399 wanita menemukan tidak ada perbedaan fungsi kognitif bayi yang ibunya diberi suplemen kapsul minyak ikan yang mengandung 800 mg DHA per hari selama kehamilan, dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak.

Studi ini juga menemukan bahwa pemberian suplemen minyak ikan tidak mempengaruhi depresi ibu. Namun, penelitian tersebut menemukan bahwa pemberian suplemen minyak ikan dapat melindungi bayi dari kelahiran prematur, dan bukti menunjukkan bahwa ikan juga dapat melindungi bayi dari kelahiran prematur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News